BUMIAYU, DISWAYJOGJA - Sedikitnya 106 Kepala Keluarga (KK) yang tinggal di RW 01 dan RW 03 Desa Langkap, Kecamatan Bumiayu masih mengalami kesulitan air bersih di tengah kondisi perubahan cuaca dengan mulai turunnya hujan saat ini.
BACA JUGA:26 Desa di Kabupaten Tegal Dilanda Kekeringan, 888 Ribu Liter Air Bersih Digelontorkan dari PMI Kepala Desa Langkap Mustolih mengatakan, ratusan KK di wilayahnya tersebut mengalami kesulitan air bersih akibat menyusutnya debit sumber mata air. Dimana sumber itu biasanya dimanfaatkan warga akibat kemarau panjang. BACA JUGA:Antisipasi Bencana Longsor, Warga Bantarkawung Gotong Royong Membuat Parit-parit Air ”Dampaknya masih dirasakan sampai sekarang. Dimana sumber mata air Kalimbesi yang biasa digunakan melalui program Pamsimas, kondisinya mengering dan tidak bisa dimanfaatkan warga,” jelas Mustolih, Kamis (23/11/2023). BACA JUGA:Polres Kota Tegal Jaga Kebutuhan Air Bersih Tahanan Menyikapi hal itu, pihaknya berkoordinasi bersama BPBD Brebes untuk selanjutnya dilakukan dropping bantuan air bersih kepada masyarakat di Desa Langkap yang membutuhkan. ”Warga sangat membutuhkan air bersih terutama untuk keperluan konsumsi, sedangkan untuk keperluan lain bisa memanfaatkan dari sumber yang masih tersisa," kata Mustolih. BACA JUGA:Musim Kemarau, 34 Desa di Kabupaten Temanggung Krisis Air Bersih Kalakhar BPBD Brebes, melalui Koordinator Satgas PB BPBD Brebes Pos Aju Bumiayu Budi Sujatmiko menyampaikan, hujan yang turun secara sporadis sejak akhir bulan Oktober lalu, belum mampu untuk meningkatkan ketersediaan air bersih di tengah warga. "Belum dapat meningkatkan debit sumber untuk ketersediaan air di permukiman warga, karena intensitas hujannya masih ringan," ungkapnya. Hingga saat ini, pihaknya masih menyalurkan bantuan air bersih bagi warga yang terdampak kekeringan akibat musim kemarau. Beberapa desa menjadi sasaran, diantaranya berada di wilayah Kecamatan Tonjong, Bumiayu, Bantarkawung hingga Paguyangan. "Permohonan bantuan air bersih di beberapa wilayah, cenderung bertambah. Kita berupaya semaksimal mungkin, untuk dapat membantu," kata Budi. Dikatakan Budi, kondisi kemarau yang terjadi pada tahun ini lebih dirasakan dampaknya oleh masyarakat dibanding kemarau sebelumnya. Hal itu diketahui dengan adanya beberapa wilayah yang meminta bantuan air bersih dengan jumlah lebih banyak."Ada sejumlah desa yang pada akhir musim kemarau ini, justru mengajukan bantuan dropping air bersih. Seperti Dukuh Bandung dan Kalibodas Desa Bumiayu, Desa Bangbayang dan Jipang Kecamatan Bantarkawung dan Winduaji Kecamatan Paguyangan," terangnya. (*)