KEDUNGBANTENG, DISWAY JOGJA - Upaya mengurangi penggunaan pupuk kimia untuk tanaman padi, sejumlah emak-emak yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Sekar Arum Desa Karanganyar Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal dilatih membuat Eco Enzyme.
BACA JUGA:Keren! 5 Mahasiswa FKIP UMUS Magang di BSI Tegal
Nantinya, eco enzyme yang berasal dari fermentasi limbah organik dapur ini dapat digunakan sebagai filter udara, herbisida dan pestisida alami, filter air, serta dapat digunakan untuk pupuk alami.
Pelatihan ini, dilakukan oleh penyuluh pertanian swadaya (PPS) Kecamatan Kedungbanteng.
"Pelatihan ini bertujuan sebagai alternatif mengurangi penggunaan pupuk kimia secara bertahap agar petani dapat kembali memanfaatkan bahan organik yang tersedia di sekitar lingkungannya dan cukup murah serta dapat dimanfaatkan secara maksimal," kata PPS Kecamatan Kedungbanteng, Suswanto, Senin 16 Oktober 2023.
BACA JUGA:Tuntas Anak Putus Sekolah di Kabupaten Tegal, Dikbud Luncurkan Program Yuh Sekolah Maning
Dengan adanya pelatihan pembuatan eco enzyme, maka diharapkan petani dapat meningkatkan hasil produksinya.
Pembuatan eco enzyme sangat mudah. Hanya memanfaatkan limbah organik yang berasal dari sampah rumah tangga.
"Prinsipnya, kita akan membantu KWT agar dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia. Karena pupuk kimia sulit didapat," ujarnya.
Dia berharap, ibu-ibu dari Sekar Arum ini mampu mempraktikan dan mengaplikasikan ke lahannya masing-masing.
BACA JUGA:Minimalisir Dampak Bencana, BPBD Kabupaten Tegal Pasang Alat Ini
Suswanto menjelaskan, eko enzyme ini sebenarnya ditemukan oleh seorang peneliti dari Thailand yang bernama Dr. Rosukhon Ponpanvong.
Ia mendirikan asosiasi petani organik di Thailand dan sekarang banyak di kembangkan di Indonesia.
"Bahannya sendiri sangat mudah di dapatkan, karena bisa diambilkan dari sisa-sisa sayur atau buah. Perbandingannya 1:3:10. Jadi kalau gulanya 100 gram, bahan kulit buah 300 gram dan airnya 1000ml. Saya rekomendasikan pakai air sumur," kata Suwanto menjelaskan.
Proses fermentasi itu, lanjut Suswanto, berlangsung selama sekitar 3 bulan. Nantinya, akan menghasilkan cairan yang terasa asam berwarna coklat kekuningan dan bisa digunakan sebagai disinfektan, pestisida dan juga pupuk organik cair.