SEMARANG (Disway Jogja) – Kasus penemuan potongan tubuh manusia di Sungai Kretek, Desa Kalongan, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang menemukan titik terang. Sadisnya, korban yang telah diketahui perempuan itu dimutilasi tubuhnya menjadi kurang lebih 11 bagian.
Dari informasi yang beredar melalui pesan WhatsApp, tubuh yang dimutilasi itu merupakan seorang perempuan bernama Kholidatunimah, 24, warga RT 01 RW 02, Desa Cibunar, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal.
Korban yang diduga buruh pabrik di Ungaran, Semarang itu diduga dibunuh tetangganya sendiri yang masih satu RW, Imam Sobari, 32.
Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Iqbal Alqudusy mengatakan, pelaku mutilasi melakukan pembunuhan dengan cara mencekik korban sampai meninggal dunia. Kemudian setelah korban meninggal dunia, pelaku memotong motong tubuh korban menjadi lebih kurang 11 bagian.
Yaitu pergelangan kaki kanan dan kiri, lutut kanan dan kiri, paha kanan dan kiri, tangan kanan dan kiri, dada, perut, dan kepala di kamar mandi kamar kos menggunakan pisau dapur milik korban yang berada di kamar kos.
Setelah tubuh korban berhasil dipotong-potong, lanjut dia, selanjutnya potongan tubuh korban dimasukkan kedalam plastik sebanyak plastic, lalu dibuang oleh pelaku di beberapa tempat, yakni potongan kaki dibuang di lahan sebelah Pabrik PT Starwig Tegalpanas, potongan tangan di Sungai Kretek, Kelurahan Kalongan, Kecamatan Ungaran Timur, potongan dada dan perut dibuang di Sungai Wonoboyo, Kecamatan Bergas, potongan kepala dibuang di Sungai Samping Cimory Bergas.
”Sedangkan pisau yang digunakan untuk memotong tubuh korban dibuang di tempat sampah depan kamar kos korban,” jelasnya.
Terpisah, saat mendapat kabar pembunuhan tersebut, ayah korban, Aswirto, 45, mengaku sangat sedih. Dia berharap agar pelaku dihukum seberat-beratnya.
Aswirto menuturkan, pelaku sebenarnya mantan kekasih korban, tepatnya saat korban masih duduk di bangku SMA. Bahkan, kala itu pelaku sempat membuat masalah yang mengakibatkan pelaku dihukum penjara selama 6 tahun.
Sejak itulah, korban tak pernah berhubungan lagi dengan pelaku. Korban juga saat ini sudah menikah dan bekerja di sebuah pabrik di Kabupaten Ungaran. Sedangkan suami korban, berprofesi sebagai pelaut. Saat ini, suami korban sedang melaut di Taiwan.
”Setelah keluar dari penjara, tiba-tiba pelaku mendatangi lagi anak saya. Dan mengajak untuk menikah. Sedangkan anak saya tidak mau karena sudah punya suami,” tutur Aswirto saat dihubungi melalui telephon selulernya, Senin (25/7) sore.
Ayah korban mengungkapkan, jenazah Kholidatunimah yang merupakan anak pertama dari dua bersaudara itu masih di RS Bhayangkara Semarang. Kondisi tubuh korban tidak menyatu karena disinyalir dibunuh dan dimutilasi.
Aswirto tak menyangka peristiwa itu bisa terjadi. Padahal, setiap pelaku main ke rumahnya, dirinya selalu menerimanya dengan baik dan sopan.
”Tapi dia tega sekali membunuh anak saya, malah sampai dimutilasi,” ucapnya.
Aswirto yang berprofesi sebagai sopir bus ini menduga, aksi pembunuhan itu karena ada unsur balas dendam. ”Mungkin karena diajak menikah tidak mau lantas anak saya dibunuh. Atau mungkin balas dendam karena pernah dipenjara selama 6 tahun,” tutupnya.