Kebiasaan Baru Pemilik Kambing Yang Positif PMK di Berbah, Sehari Bisa Disemprot Disinfektan Sampai 6 Kali

Jumat 27-05-2022,20:34 WIB
Reporter : Warjono
Editor : Wawan Setiawan

SLEMAN (Disway Jogja) - Afi pemilik kambing yang positif terserang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Krikilan, Tegaltirto, Berbah Sleman, nampak senang. Meski belum sepenuhnya sembuh, kambing miliknya berangsur membaik. Harapannya makin membuncah ternaknya segera sehat.

 

"Alhamdulillah sudah mau makan mas. Semoga segera sehat dan sembuh beneran," kata Afi, ditemui di kandang ternaknya di Dusun Krikilan, Tegaltirto Kapanewon Berbah, Sleman, Jumat (27/5/2022).

 

Afi dan ayahnya Maryanto, awalnya sempat panik mengetahui kambingnya terserang PMK. Apalagi mereka belum pernah mengalami kasus serupa, dan sama sekali tidak paham dengan penyakit yang belakangan merebak di berbagai wilayah di Indonesia.

 

Ia merasa beruntung, penyakit ternaknya segera tertangani. Sehingga bukan saja tidak menyebar ke ternak-ternak lain di kandang kelompok itu, tapi ternaknya juga berangsur sembuh.

 

"Perintah Bu Dokter Niken sangat tegas. Kandang kami harus diisolasi. Saya sama bapak yang sehari-hari merawat, tidak boleh mampir ke kandang yang lain. Pemilik kandang yang lain juga tidak boleh masuk ke sini. Setiap mau ke luar kandang, wajib cuci tangan dan kaki pakai sabun. Juga harus disemprot disinfektan. Sampai rumah juga wajib mandi. Begitu pula kalau mau ke kandang harus mandi. Jadi berapa kali kami masuk kandang, sebanyak itu pula disemprot dan mandi," kata Afi kecut.

 

Drh Niken Widarini,  dokter hewan Puskeswan Berbah mengaku bersyukur Afi dan keluarganya mau memahami dan cepat menyesuaikan diri dengan kebiasaan baru ini. Meski terasa berat, SOP ini musti dijalani untuk mencegah virus penyebab PMK berkembang dan menyebar ke ternak yang lain.

 

Bahkan, SOP bagi pemilik ternak ini saja belum cukup. Kandang dan semua perabotan yang biasa digunakan oleh pemilik ternak juga harus sering disterilisasi dengan disemprot desinfektan. Minimal sehari dua kali, yakni pagi dan sore.

 

Sedangkan ternaknya sendiri, musti sering disemprot dengan NaCl di bagian yang luka. Kemudian disuntik obat oleh petugas dari Puskeswan. Hal ini terus dilakukan hingga ternak dinyatakan sembuh.

 

Niken menegaskan, kedisiplinan pemilik ternak menjadi kunci bagi kesembuhan ternaknya yang sakit, dan sekaligus mencegah penularan ke ternak yang lain. Ia juga terus menyampaikan hal ini kepada para peternak di wilayah Berbah.

 

"Kami terus berkeliling ke kelompok ternak yang lain di Berbah. Malah warga juga aktif meminta sosialisasi tentang PMK ini, atau kalau istilah kami KIE (komunikasi, informasi dan Edukasi). Kami lakukan terus dari desa ke desa dari kelompok ternak ke kelompok ternak yang lain," lanjut Niken.

 

Ia mengakui, edukasi, sosialisasi dan penyampaian informasi menjadi hal yang tak kalah penting. Mengingat PMK sudah lama menghilang, sehingga wajar kalau masyarakat kebanyakan tidak memahami penyakit ini.

 

Namun ia mengatakan, tanpa uji lab pun masyarakat sebenarnya bisa dengan mudah mengenalinya. Ternak yang sakit PMK biasanya di awal tidak mau makan. Ternak umumnya juga demam, kemudian air liurnya berlebihan dan dalam kasus tertentu pincang. (war)

 

Kategori :