Kemarahan Massa Meluas, PSKP UGM Sebut Akar Konflik dari Ketimpangan Sosial-Ekonomi

Kemarahan Massa Meluas, PSKP UGM Sebut Akar Konflik dari Ketimpangan Sosial-Ekonomi

Sejumlah mahasiswa menggelar aksi demonstrasi di jalanan Yogyakarta, membentangkan poster tuntutan. Aksi berlangsung ricuh setelah aparat menembakkan gas air mata.--Foto: Kristiani Tandi Rani/diswayjogja.id

SLEMAN, diswayjogja.id - Gelombang aksi demonstrasi di berbagai daerah yang berujung pada kekerasan, penjarahan, serta pembakaran gedung dan fasilitas publik, dinilai sebagai akumulasi panjang dari kekecewaan rakyat. 

Peristiwa tragis yang turut memperburuk situasi adalah insiden tewasnya pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, setelah terlindas kendaraan taktis (rantis) Barakuda pada 28 Agustus lalu.

Kepala Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian (PSKP) Universitas Gadjah Mada (UGM), Achmad Munjid, menegaskan bahwa kemarahan massa tidak bisa dipandang sebagai kejadian yang muncul secara mendadak. 

Menurutnya, aksi itu merupakan ledakan dari rasa frustrasi yang telah lama terpendam.

BACA JUGA : Api, Gas Air Mata, dan Perlawanan Ojol: Malam Mencekam di Polda DIY

BACA JUGA : Massa Aliansi Jogja Memanggil Tuntut Reformasi Total Kepolisian, Pasca Tewasnya Pengemudi Ojol

“Kalau kita mengikuti apa yang berlangsung ini kan bukan peristiwa yang tiba-tiba. Ada eskalasi panjang dari kekecewaan rakyat yang akhirnya meledak,” katanya saat dihubungi, Rabu (3/9/2025).

Ia menambahkan bahwa akar masalah yang memicu ledakan sosial tersebut terletak pada ketimpangan ekonomi yang kian melebar. 

“Ini merupakan akibat dari akumulasi serangkaian hal dan urusan yang sifatnya panjang. Yang kira-kira akar persoalannya itu ketimpangan sosial ekonomi,” ujarnya.

Menurutnya, kondisi ekonomi Indonesia saat ini memang sedang menghadapi tantangan berat. Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), lesunya dunia bisnis, serta defisit anggaran negara memperburuk rasa frustasi masyarakat. 

BACA JUGA : Kapolda DIY Janji Tegakkan Hukum Transparan, Respons Tuntutan Keadilan Ojol Yogyakarta

BACA JUGA : Ojol Jogja Gelar Aksi Duka, Tuntut Hukuman Mati bagi Oknum Brimob Penabrak Rekan Mereka

“Kondisi ekonomi yang sulit membuat publik semakin tertekan. Rakyat kehilangan kepercayaan ketika melihat kebijakan yang tidak berpihak,” tuturnya.

Lebih jauh, ia menyoroti gaya hidup pejabat yang memamerkan kemewahan di tengah kondisi sulit masyarakat. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: