Film Pendek Mahasiswa UMY 'Bapak Harus Remidi' Tembus Kompetisi Nasional KlikFilm 2025
Proses syuting film pendek karya mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY berjudul "Bapak Harus Remidi!" yang berhasil menembus 30 besar KlikFilm Short Movie Competition 2025 yang digelar oleh Jakarta World Cinema (JWC).--dok. UMY
BANTUL, diswayjogja.id – Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali mengukir prestasi di kancah perfilman nasional.
Film pendek berjudul “Bapak Ini Harus Remidi!” berhasil menembus 30 besar KlikFilm Short Movie Competition 2025 yang digelar oleh Jakarta World Cinema (JWC), sebuah ajang kompetisi bergengsi yang mempertemukan sineas muda dari berbagai kampus di Indonesia.
Penulis Naskah Film “Bapak Ini Harus Remidi!”, Setia Wulan Asri, mengungkapkan bahwa film mengangkat kisah Muslim, seorang pemuka agama berusia 44 tahun, yang mengalami lingkaran waktu (time looping) dan terus gagal mengejar pesawat karena hal-hal kecil yang ia remehkan.
“Konflik yang dialami Muslim adalah keinginannya mengejar pesawat, tapi selalu terhambat oleh kesalahan kecil, seperti membuang kulit pisang sembarangan atau mengabaikan orang yang membutuhkan pertolongan. Dari situ ia sadar ada tanggung jawab yang belum diselesaikan dan berusaha memperbaikinya,” ujarnya, Jumat (12/9/2025).
BACA JUGA : Lewat Kemah Film Pelajar, Puluhan Film Nasional Bakal Ramaikan FFPJ 2025 Yogyakarta
BACA JUGA : LSB PP Muhammadiyah Produksi Film Djuanda: Pemersatu Laut Indonesia
Ide cerita ini muncul dari keinginan para mahasiswa untuk menampilkan sosok pemuka agama dalam sisi yang lebih manusiawi.
Mereka ingin menyampaikan bahwa setiap orang, bahkan yang dihormati, tetap memiliki ruang untuk belajar dari kesalahan.
“Kami melihat figur yang diagungkan pun memiliki sisi rapuh. Sejak kecil kita diajarkan untuk menghargai orang lain dan memberi manfaat bagi lingkungan. Dari situlah lahir gagasan bahwa seorang ulama pun perlu belajar dari kesalahan,” katanya.
Judul “Bapak Ini Harus Remidi!” dipilih dengan pertimbangan filosofis yang kuat. Kata “Bapak” merepresentasikan figur yang dihormati di masyarakat, sementara “Remidi” adalah simbol proses pembelajaran dari kesalahan.
BACA JUGA : Film
BACA JUGA : Muhammadiyah Akan Perbanyak Produksi Film Sebagai Bagian dari Dakwah Khususnya Generasi Z
“Seperti saat sekolah, kalau nilai belum cukup, kita harus ikut remidi. Begitu juga dalam hidup, meski berada di posisi tinggi, seseorang tetap harus mau belajar dan memperbaiki diri,” tutur Setia.
Film ini diproduksi selama lima bulan, dengan tantangan utama terletak pada penulisan skenario dan penyusunan alur time loop agar tetap logis dan mudah dipahami penonton.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: