Disambut Antusias oleh Wisatawan Asing, Upacara Labuhan Keraton Yogyakarta Sukses Digelar!
Upacara labuhan Keraton Yogyakarta di Pantai Parangkusumo sukses digelar-Foto by bantulkab.go.id-
Ritual selanjutnya berlangsung di halaman Cepuri, tempat dua bongkah batu keramat yang diyakini sebagai lokasi pertemuan raja-raja Yogyakarta dengan Ratu Kidul sejak era Panembahan Senopati.
BACA JUGA : DAM Sungai Progo Jebol, Kepolisian Bantul Tutup Jembatan Srandakan 1 dari Kulon Progo
BACA JUGA : Kena Imbas Pembatalan Reservasi MICE, PHRI DIY Minta Efisiensi Anggaran Belanja Kementerian dan Lembaga
Setelah upacara serah terima selesai, sesaji labuhan dibawa ke Puri Cemeti di pelataran Parangkusumo, Kretek, Bantul. Sesaji tersebut diterima oleh juru kunci Puri Cemeti, Mas Wedana Surakso Jaladri.
Masyarakat dan Wisatawan Berebut Ubarampe
Setibanya di Puri Cemeti, ubarampe sesaji didoakan oleh Juru Kunci Puri Cemeti. Usai doa, sesaji langsung dibawa ke Pantai Parangkusumo untuk dilabuh ke laut lepas.
Momen ini disambut antusias oleh ratusan warga dan wisatawan yang langsung berebut ubarampe dan sesaji, meski ombak besar Laut Selatan mengancam. Mereka tetap berusaha mendapatkan bagian, tanpa menghiraukan risiko terseret arus.
Berkat kesiapan petugas SAR Pantai Parangtritis, prosesi labuhan berlangsung lancar dan aman tanpa insiden yang tidak diinginkan.
Mas Wedana Surakso Jaladri menjelaskan bahwa labuhan berasal dari kata "labuh," yang berarti membuang, meletakkan, atau menghanyutkan.
"Labuhan memiliki beberapa fungsi antara lain sebagai upaya panyuwunan (permohonan), atur panuwun (ucapan terima kasih), napak tilas (mengenang kembali), dan memayu hayuning bawana (memperindah dunia)," katanya.
BACA JUGA : Hindari Bencana, Masyarakat Jamaah Musalla Darussalam Limbangan Wetan Diajak Tingkatkan Ibadah
BACA JUGA : Tim Dosen UKDW Buka Peluang Kreasi Cipta Anak-anak Disabilitas Intelektual Melalui Kegiatan Art Therapy
Perwujudan Filosofi Nilai Keraton Yogyakarta
Juru Kunci Pemancingan Pantai Parangtritis, Mas Bekel Suraksa Trirejo menuturkan, tradisi labuhan menjadi perwujudan dari filosofi nilai yang dianut Keraton Yogyakarta yakni Hamemayu Hayuning Bawana.
"Filosofi Hamemayu Hayuning Bawana bermakan upaya melestarikan dan menyeimbangkan alam dan juga sisi lain," kata dia.
Disambut Antusias oleh Masyarakat dan Wisatawan
Ritual labuhan di Pantai Parangkusumo sendiri disambut antusias oleh masyarakat dan wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Salah satu wisatawan mancanegara asal Belgia, Pieter mengatakan dirinya datang karena ingin melihat langsung tradisi masyarakat Jawa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: jogja.idntimes.com