Selamat Tinggal Konvensional, Petani di Bantul Mulai Tanam Padi dengan Mesin Transplanter
Para petani di Bantul mulai menggunakan mesin transplanter dalam menanam padi-Foto by Tribunnews-
JOGJA, diswayjogja.id - Sejumlah petani di Kalurahan Poncosari, Kapanewon Srandakan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, kini lebih mudah dan efisien dalam menanam padi di lahan pertaniannya.
Pasalnya, mereka mendapat bantuan transplanter atau alat mesin pertanian untuk menanam bibit padi dari Kementerian Pertanian Indonesia.
Ketua Gapoktan Sari Kismo di Kalurahan Poncosari, Amarwoto Sunu, mengaku tak sabar ingin menanam padi menggunakan alat pertanian modern tersebut.
Alat tersebut dinilai memiliki ragam kelebihan dalam meningkatkan efektifitas industri pertanian padi.
"Alat itu kan disebut-sebut bisa menghemat waktu dan biaya produksi. Nah, kemarin kami dapat beberapa bantuan alat transplanter. Tapi, sampai saat ini kami belum tahu, alat itu akan turun atau sampai ke kami kapan," ucapnya saat dikonfirmasi, Kamis (16/1/2025).
BACA JUGA : HUT ke-50 HIPMI DIY: Jogja Harus Melahirkan Banyak Entrepreneur Nasionalis
BACA JUGA : Government Festival UMY: Perkuat Gen Z Jadi Generasi Emas
Uji Coba Penggunaan Alat Transplanter
Ia mengaku juga sempat melakukan uji coba penggunaan alat transplanter dengan meminjam milik perusahaan lain.
Walau uji coba hanya dilakukan sebentar, Amarwoto mengaku mendapatkan dampak positifnya.
"Jadi gini, dengan alat itu kalau misalnya operator transplanter-nya sudah bisa, proses penanaman padi dengan lahan sekitar 1.000 meter per segi hanya memakan waktu sekitar sejam saja. Tapi, kalau operartornya masih pemula, ya paling butuh beberapa waktu lagi," jelas dia.
Penanaman Padi Manual
Sedangkan penanaman padi manual membutuhkan sekitar tujuh orang tenaga kerja di lahan 1.000 meter per segi. Itu akan memakan waktu sekitar 5-6 jam untuk proses penanaman padi manual.
BACA JUGA : Perluas Akses Kuliah, UNY Miliki Program Pendidikan Jarak Jauh untuk Jenjang S2 dan S3
BACA JUGA : Paling Besar dari Sektor Perhotelan, PAD Kabupaten Sleman 2024 Tembus di Angka Rp1,18 Triliun Rupiah
"Nah, kalau biasanya kan saat tanam padi manual kita ada biaya makan atau biaya jasa untuk para tenaga kerja yang menanam padi. Nominalnya cukup besar, tapi kalau pakai alat itu kan kita hanya mengeluarkan beberapa biaya bahan bakar minyak untuk operasional transplanter. Jadi, biaya operasional tanam padi itu tidak besar," tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: jogja.tribunnews.com