Koperasi di Sleman Pasok Susu untuk Kebutuhan Program Makan Bergizi Gratis
Koperasi di Sleman pasok susu untuk kebutuhan program makan bergizi gratis--iStockphoto
JOGJA, diswayjogja.id - Koperasi Susu Merapi Sejahtera “SAMESTA” segera menjalin kerja sama dengan sebuah perusahaan untuk mendatangkan 1.500 sapi perah dari Australia.
Sapi-sapi ini akan dikelola untuk memasok susu dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Pada Selasa (14/1/2025), Badan Gizi Nasional (BGN) datang ke Kantor Koperasi membahas pasokan susu.
Ketua Koperasi SAMESTA, Ruslan mengatakan Kementerian Peternakan dan perusahaan terkait telah menjalin komunikasi dengan koperasi ihwal kerja sama penyediaan susu dalam program MBG.
Hanya, pasokan susu dari peternak yang berada di bawah naungan Koperasi SAMESTA terbatas.
BACA JUGA : Hari Pertama, Program Makan Bergizi Gratis di Kulonprogo Menyasar 2.200 Anak di 41 Sekolah
BACA JUGA : Program Makan Bergizi Gratis di Gunungkidul Belum Siap Dilakukan, Gerindra Soroti Kesiapan Dapur Sehat
“SPPG [Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi] juga sudah ke sini untuk membicarakan kebutuhan susu. Kebutuhan di setiap dapur itu 600 liter per hari. Padahal informasi kemarin itu rencananya ada sekitar 170 dapur di DIY,” kata Ruslan ditemui di kantornya, Rabu (15/1/2025).
Ada 250 anggota atau peternak dari 13 kelompok baik di Kapanewon Pakem maupun cangkringan yang berada di bawah naungan Koperasi SAMESTA. Dalam setahun, peternak-peternak dapat memproduksi 1,15 juta liter susu.
Susu tersebut telah terserap habis ke PT Sarihusada Generasi Mahardika. Pada 2025, Koperasi SAMESTA telah berkontrak untuk memasok 4.000 liter susu per hari. Produksi sisanya didistribusikan ke retrailer atau agen susu sapi di DIY.
“Dengan hal ini, kami masih membutuhkan penambahan populasi. Maka ketika ada kabar Pemerintah Pusat akan mengimpor sapi, itu kabar baik bagi kami. Paling tidak Maret 2025 kami akan kedatangan 1.500 sapi jenis Friesian Holstein dari Australia,” katanya.
BACA JUGA : Terkait Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis, Penjaga Kantin Merasa Khawatir Omzet Anjlok
Sapi Friesian Holstein tersebut, kata Ruslan juga akan berperan baik dalam memperbaiki keturunan sapi yang ada di Kapanewon Pakem maupun Cangkringan pasca kasus penyakit mulut dan kaki (PMK) pada 2022.
Ruslan mengaku kesulitan mencari bibit sapi perah bagus pasca kasus PMK tersebut. Dia berharap kerja sama dengan perusahaan juga akan memberikan manfaat positif ke peternak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: harianjogja.com