Selama Dua Bulan Beroperasi, TPST Modalan Hanya Mampu Mengolah Sampah 16 Ton per Hari
TPST Modalan masih belum optimal dalam mengolah sampah selama dua bulan beroperasi--iStockphoto
Oleh karena itu pihaknya belum bisa memastikan kapan workshop pengolahan abu sampah menjadi bahan bangunan di Guwosari bisa dilakukan. Sebab, untuk mengoperasionalkan workshop tersebut dibutuhkan bahan baku berupa abu sampah dari TPST Modalan.
“Jadi ya, nanti dioperasionalkan jika sudah ada bahan bakunya. Kami belum bisa memastikan kapan, tergantung nanti perkembangan dari hasil olahan TPST Modalan,” katanya.
BACA JUGA : Dukung Kualitas Lingkungan Lebih Baik, Pemkot Yogyakarta Terus Optimalisasi Pengelolaan Sampah
BACA JUGA : Bank Sampah Bisa Menjadi Strategi Dalam Pengelolaan Sampah di Sektor Hulu
Optimalkan TPST Lain
Oleh karena itu, Bambang mengaku saat ini DLH melakukan berbagai upaya untuk mengatasi sampah di Bumi Projotamansari. DLH memilih mengoptimalkan TPST Dingkikan, ITF Pasar Niten dan sejumlah TPS3R yang saat ini telah terbangun dan siap dioperasionalkan.
Untuk ITF Pasar Niten, Bambang mengaku saat ini baru mampu mengolah 8 ton sampah per hari dan ini akan dioptimalkan pada 2025. Di mana, DLH Bantul telah menganggarkan Rp3,9 miliar dari APBD Bantul 2025 untuk pembangunan hanggar baru di ITF Pasar Niten.
“Dengan adanya tambahan hanggar nanti kapasitas dari ITF Pasar Niten bisa mencapai 20 ton per hari. Karena di sana ada space yang memungkinkan untuk penambahan hanggar. Kami juga akan tambah alat di sana nanti,” papar Bambang.
Selain itu, Bambang mengakui pada 2025, DLH juga akan merenovasi TPS3R Srigading. Di sana nantinya DLH juga akan menambah alat. Di mana, ke depan, TPS3R akan menggunakan sistem RDF (Refuse Derived Fuel).
BACA JUGA : Pengelolaan Sampah yang Buruk, Pemkot Yogyakarta Buka Suara Terkait Respon Menteri Lingkungan Hidup
BACA JUGA : Pengelolaan Sampah di Bantul Diklaim Telah Menyerap Sebanyak 200 Tenaga Kerja
“Ini akan terintegrasi dengan TPST Dingkikan. Kalau pakai insenerator tentu biaya operasionalnya lebih dan harus disiapkan betul,” paparnya.
Wakil Ketua Komisi C DPRD Bantul Datin Wisnu Prayanto mengaku dirinya belum bisa berkomentar banyak terkait belum optimalnya operasional TPST Modalan.
Rencananya, Komisi C akan melakukan pengecekan terhadap operasional TPST Modalan yang saat ini masih belum diserahterimakan dari Kementerian PUPR ke Pemkab Bantul.
“Rencana dalam waktu dekat, kami akan cek lokasi. Setelah itu, kami baru bisa melakukan tindakan apa agar penanganan sampah ini bisa lebih optimal. Prinsip, kami ingin agar persoalan sampah di Bantul cepat selesai,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: harianjogja.com