Guru Besar Ekonomi Politik Internasional UMY: Indonesia Perlu Jadi “Teman Baik” Amerika-China

Guru Besar Ekonomi Politik Internasional UMY: Indonesia Perlu Jadi “Teman Baik” Amerika-China

Guru Besar Ekonomi Politik Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Prof Faris Al-Fadhat, dalam seminar 'Indonesian Outlook' diinisiasi Hubungan Internasional UMY, Rabu (8/1/2025).--Foto: BHP UMY

Dengan mempertimbangkan semua faktor ini, maka pemerintah Indonesia harus mampu mengelola kebijakan dengan lebih bijak dan menjaga stabilitas politik untuk menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan.

"Dalam waktu dekat, selama masa kepemimipinan Prabowo, masyarakat akan melihat apakah ambisi ini dapat tercapai atau justru menjadi beban politik yang akan sulit dilaksanakan," imbuhnya. 

BACA JUGA : UMY Fasilitasi Riset 15 Bidang Ilmu dalam Konferensi Internasional ICoSI dan UMYGrace 2025

BACA JUGA : Film

Sebagaimana diketahui, di awal kepemimpinannya, Prabowo telah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 8 persen.

Namun hal berbeda ditunjukkan oleh IMF (International Monetary Fund), yang justru memprediksi angka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan stagnan, hanya mencapai 5 persen, sama seperti tahun 2023.

Meski demikian, Prabowo tetap optimis, terutama setelah melakukan kunjungan ke beberapa negara besar seperti Amerika Serikat, Brasil, China, dan Inggris, di mana ia mengklaim berhasil membawa pulang oleh-oleh investasi sebesar 294,5 triliun rupiah.

"Klaim tersebut menimbulkan pertanyaan, apakah investasi ini cukup untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia menuju angka 8 persen, atau ini hanya sebuah gimmick politik yang harus di dengarkan dan diamini masyarakat Indonesia?" tandasnya.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: