Hampir Tuntas, Pengadaan Tanah Tol Yogyakarta-Solo Seksi 2 Paket 2.2 Capai 83,8 Persen
Proyek pembangunan jalan Tol Yogyakarta-Solo Seksi 2 Paket 2.2-jogja.tribunnews.com-
Sejauh ini sudah terealisasi 553 hari, yang berarti tinggal menyisakan 318 hari lagi masa pembangunan. Di sisa waktu yang ada, Agung optimis, pembangunan jalan tol paket 2.2 ini bakal rampung sesuai target yang ditentukan.
“Kami optimis. Tinggal tunggu tanggal mainnya, kita akan ngebut (pembangunannya). Target kami Oktober (2025)” ujarnya.
BACA JUGA : Dibuka Tunjang Mobilitas Pengendara Selama Nataru, AHY Optimistis Tol Jogja-Solo Bisa Mengurai Kemacetan
BACA JUGA : Tol Jogja-Solo Dibuka Hingga Prambanan Pada Libur Nataru, Begini Cara Cek Tarif di Aplikasi Travoy
Seluruh warga Kampung Diwak, Desa Karangkajen, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, harus direlokasi karena wilayahnya terdampak proyek pembangunan jalan tol Bawen-Yogyakarta.
Di kampung ini terdapat sekitar 70-an KK dengan 200-an jiwa yang akan melakukan bedol desa. Warga pun sepakat untuk mengikuti relokasi bersama Kepala Desa Karangkajen yang juga terdampak proyek tol.
Adapun lokasi relokasi berjarak sekitar 200-300 meter dari lokasi awal, yang masih berada di wilayah Desa Karangkajen.
“Untuk saat ini, proses dari pihak tol sudah mulai dilakukan. Sebagian warga sudah menerima pembayaran,” kata salah satu tokoh masyarakat setempat, Irfandi saat dihubungi, Jumat (28/12/2024) lalu.
BACA JUGA : Proyek Tol Jogja-Solo Diprediksi sampai Tirtomani pada Lebaran Tahun Depan, Berikut Detailnya
BACA JUGA : Pergerakan ke DIY Diperkirakan Capai 10 Juta Orang saat Nataru, Tol Jogja-Solo Beroperasi Hingga Prambanan
Adapun sisanya masih menunggu giliran pencairan. Terkait rencana relokasi, Irfandi menjelaskan jika lokasi relokasi belum siap sepenuhnya karena meratakan lahan memerlukan biaya cukup besar.
“Kemungkinan nanti proses perataan lahan akan dipercepat pada bulan Januari,” ujarnya.
Dia melanjutkan, kepala desa sempat berkeinginan untuk menghibahkan lahan seluas 40.000 meter persegi untuk relokasi 70 KK. Namun Irfandi menyebut ada aspirasi warga yang menginginkan transaksi jual beli.
“Istilahnya hibah, bukan wakaf. Pak Ari (kepala desa) juga sudah menawarkan penggunaan lahan tersebut. Nantinya, sertifikat akan dipecah untuk masing-masing warga. Namun, warga tetap menginginkan ada transaksi jual beli,” imbuh Irfandi.
BACA JUGA : Ditargetkan Rampung 2026, Konstruksi Tol Jogja-Bawen Seksi 1 Jogja-SS Banyurejo Mencapai 70,28 Persen
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: jogja.tribunnews.com