30 Ribu Penumpang KA Masuk ke Jogja di Momen Libur Nataru, BOB Sebut Kenaikan PPN Tidak Berpengaruh

30 Ribu Penumpang KA Masuk ke Jogja di Momen Libur Nataru, BOB Sebut Kenaikan PPN Tidak Berpengaruh

30 ribu orang diperkirakan masuk Jogja saat momen libur Nataru-Foto by Jogjapolitan -

BACA JUGA : PPN Resmi Naik 12 Persen, Pedagang Pasar di Yogyakarta Khawatir Daya Beli Masyarakat Menurun

Pengaruh Kenaikan PPN ke Kunjungan Wisatawan

Badan Otorita Borobudur (BOB) optimis kunjungan wisatawan tidak akan terpengaruh dengan kebijakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12 persen. Diketahui kenaikan PPN itu mulai diberlakukan pada tahun 2025. 

Direktur Utama BOB, Agustin Peranginangin mengaku belum memiliki kajian lebih dalam terkait dampak yang berpotensi muncul terhadap dunia pariwisata atas kebijakan tersebut. Namun pihaknya tetap optimis kunjungan wisata khususnya ke Jogja tidak akan terpengaruh.

"Kami belum ada kajian lebih, berapa tingkat kerentanan wisatawan yang datang di Jogja dengan kenaikan PPN 12 persen tapi kami tetap optimis. Kami optimis ini tidak mengurangi kunjungan ke Yogyakarta," kata Angin kepada awak media.

Optimisme itu bisa kemudian ditindaklanjuti dengan inisiatif dari pemerintah dalam program-program kerja lain di bidang pariwisata. Termasuk mungkin insentif pariwisata yang dapat disalurkan.

Angin tetap berharap kebijakan kenaikan PPN 12 persen itu tidak secara langsung berharap pada sektor pariwisata. 

"Harapan kita tidak semua transaksi akan kena, khususnya pembelian tiket atau pun transaksi yang berkaitan langsung dengan pariwisata," ucapnya.

BACA JUGA : Perubahan Pola Konsumsi, Apindo DIY Sebut Kenaikan PPN akan Timbulkan Fenomena Alih Produk oleh Konsumen

BACA JUGA : Capai Angka 2,11 Triliun, Inilah Rincian Realisasi Belanja APBN di Yogyakarta untuk Bidang Pendidikan

Sektor Pariwisata untuk Dukung Target Pemerintah

Di sisi lain, Angin bilang bahwa sektor pariwisata merupakan sektor yang paling siap untuk mendukung target pemerintah terkait dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen. Kesiapan destinasi-destinasi yang ada menjadi alasan utama.

"Kenapa saya, kami sampaikan pariwisata yang paling siap, destinasi kita sudah dibangun cukup lama kemudian internasional pun menghargai itu. Kesiapan destinasi sudah Internasional," ujarnya.

Namun memang diperlukan akses yang lebih optimal untuk mendukung hal tersebut. Aksesibilitas dalam hal ini transportasi menjadi salah satu yang penting untuk diperhatikan.

Diharapkan ke depan akan ada lebih banyak kemudahan terkait dengan penerbangan internasional.

Jika transportasi bisa semakin mudah dan terjangkau, bukan tak mungkin sektor pariwisata bakal optimal pula memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jogja.suara.com