Pemkab Sleman Alokasikan Anggaran Sekitar Rp130 Miliar untuk Penanganan Masalah Stunting Pada 2025
Pemkab Sleman mengalokasikan anggaran sekitar Rp130an miliar guna menangani masalah stunting--iStockphoto
JOGJA, diswayjogja.id - Sekretaris Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) Kabupaten Sleman, Wildan Solichin menilai program makan siang gratis tidak akan berdampak terhadap target penurunan stunting.
Pasalnya, program ini lebih kepada memberikan asupan gizi bagi para pelajar agar kecerdasannya meningkat. “Ada beda sasaran antara makan siang gratis dengan pencegahan stunting,” katanya, Kamis (19/12/2024).
Menurut Wildan, untuk penanggulangan stunting ada empat sasaran. Yakni, pencegahan bagi calon pengantin, ibu hamil, bayi dua tahun (Baduta) dan anak di bawah lima tahun (Balita).
Di setiap sasaran, ia mengakui ada program yang dilaksanakan. Sebagai contoh, untuk calon pengantin ada pengukuran lingkar lengan dengan kategori normal 23,5 cintimeter hingga memastikan tidak terjadi kekurangan darah atau anemia.
BACA JUGA : Atasi Stunting Hingga Pemberdayaan Masyarakat, Badan Gizi Nasional Minta DIY Sukseskan Makan Bergizi Gratis
“Ya kalau kurang, maka sebelum menikah ada program seperti pemberian tablet tambah darah serta upaya memenuhi gizi yang baik,” katanya.
Hal yang sama juga berlaku bagi ibu hamil, baduta maupun balita. Proses pengecekan rutin menjadi kunci dalam upaya pencegahan stunting.
“Ada pemberian makanan tambahan untuk memenuhi asupan gizi sehingga tidak terjadi stunting dan lain sebagainya. Intinya, kami secara bersama-sama lintas OPD di lingkup pemkab terus melakukan upaya pencegahan stunting,” katanya.
Menurut dia, program penanggulangan di Kabupaten Sleman berjalan dengan baik. Sebagai contoh, di 2022 stunting di Sleman sebesar 6,88%, namun turun sebesar 2,37% menjadi 4,51% di 2023.
BACA JUGA : Dinkes Bantul Catat Angka Prevalensi Stunting Alami Peningkatan 0,27 Persen di Agustus 2024
BACA JUGA : Kasus Stunting Meningkat di Bantul, Dinas Kesehatan Sebut Penyebabnya Sangat Kompleks
Adapun angka stunting di 2024 kembali turun, meski hanya tipis dan tidak sampai satu persen.
“Saat ini angka stuntingnya 4,41% atau turun 0,1% ketimbang capaian di 2023,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: harianjogja.com