Berawal Dari Memijat Berhasil Raih Gelar Doktor di UNY, Begini Cerita Enggista Hendriko Delano

Berawal Dari Memijat Berhasil Raih Gelar Doktor di UNY, Begini Cerita Enggista Hendriko Delano

Enggista Hendriko Delano berhasil mencetak sejarah bagi wisudawan termuda program doktoral UNY pada usia 25 tahun-beritajogja.com-

JOGJA, diswayjogja.id - Enggista Hendriko Delano, atau yang akrab disapa Enggis, berhasil mencetak sejarah bagi wisudawan termuda program doktoral UNY pada usia 25 tahun.

Prestasi ini dicapai melalui penelitian inovatif dalam disertasinya yang berjudul Perbandingan Efek Kombinasi Modalitas Terapi dan Stretching dengan Masase Tepuksorak terhadap Nyeri, Range of Motion, dan Fungsi Gerak Pinggang pada Berbagai Fase Low Back Pain Nonspesifik.

Dalam penelitiannya, Enggis mengungkapkan bahwa Low Back Pain – LBP atau lebih dikenal dengan nyeri punggung bawah merupakan salah satu cedera musculoskeletal yang sering dialami oleh pekerja dengan aktivitas fisik berat yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan serius.

Penelitian ini berfokus pada efektivitas dua metode terapi untuk menangani Low Back Pain – LBP nonspesifik atau nyeri punggung bawah yang penyebab pastinya tidak diketahui secara jelas.

BACA JUGA : Kasus Kekerasan Seksual Tinggi di Sleman, Pelaku Lansia Pencabulan Remaja Ditangkap Polisi

BACA JUGA : DPUPKP Bantul Siapkan Satgas Penambal Jalan Saat Libur Nataru, Antisipasi Jalan Berlubang

Dalam eksperimennya, Enggis melibatkan 60 pasien dengan keluhan LBP fase sub akut dan kronis, yang dibagi ke dalam beberapa kelompok perlakuan.

Ia membandingkan pendekatan kombinasi alat elektroterapi, seperti SWD – Shortwave Diathermy dan TENS – Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation, dengan teknik manual masase tradisional yang dimodifikasi menjadi metode Tepuksorak.

Metode ini mengintegrasikan empat elemen terapi: pukul, gosok, dan gerak – stretching. Sehingga mampu memberikan fleksibilitas penanganan sesuai dengan fase cedera pasien.

Penelitian ini bermula dari pendekatan aplikatif, di mana Enggis memanfaatkan pengalamannya sebagai terapis di Health and Sports Center UNY yang dimulai semenjak Enggis menginjak S2.

BACA JUGA : Jumat Semarak Perikanan jadi Solusi untuk Yogyakarta yang Rendah dalam Konsumsi Ikan, Ini Detailnya

BACA JUGA : Perwujudan Inovasi yang Interaktif, DPAD Yogyakarta Rilis Film Bioskop 6 Dimensi

Selama itu, ia menangani beragam kasus cedera musculoskeletal dan data dari pengalamannya tersebut menjadi dasar utama dalam disertasi ini.

Temuan dan konsep yang ia kembangkan langsung diterapkan pada pasien, menjadikan penelitian ini relevan sekaligus berdampak nyata dalam praktik klinis sehari-hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: beritajogja.com