Begini Cara Pemuda Katongan Gunungkidul Merawat Sumber Kehidupan

Begini Cara Pemuda Katongan Gunungkidul Merawat Sumber Kehidupan

Cara Pemuda Katongan Gunungkidul merawat sumber kehidupan-jogjapolitan.harianjogja.com-

“Wilayah konservasi ada di wilayah perhutanan itu yang dikelola petani. Tapi isinya hanya jati. Padahal dulu beragam,” katanya.

Melihat kondisi itu, Liyan bersama Karang Taruna Garda Ngeblak, Katongan, Nglipar pada September 2024 menggali dua sumber air Jomboran. Satu sumber alirannya sempat terhenti akibat timbunan material.

BACA JUGA : Terapkan Integrasi Kesehatan Primer, Puskesmas Kraton Diharap jadi Fasilitas Kesehatan Bermutu

BACA JUGA : Usai Mundur, Gus Miftah Tetap akan Berdakwah dengan Kalimat yang Lebih Santun

Mereka menggali hingga kedalaman sekitar 3 meter dan memperlebar cekungan di sumber air tersebut. Pada Minggu (1/12/2024), Karang Taruna Garda Nglebak menggelar aksi penanaman pohon dan perawatan sumber air Jomboran.

Ada sekitar 150 orang yang ikut dalam aksi ini yang menanam kurang lebih 400 pohon dengan jenis Beringin, Gayam, Bulu, dan Nyamplung.

Peserta berasal dari berbagai lintas komunitas dan instansi pendidikan mulai tingkat menengah atas/kejuruan, hingga perguruan tinggi seperti Universitas Gunungkidul (UGK) dan Universitas Gajah Mada (UGM).

Selain merehabilitasi sumber air, pohon-pohon perindah dan buah akan mengembalikan keanekaragaman satwa. Liyan membayangkan wilayah tersebut dapat menjadi hutan mini khusus untuk konservasi burung.

BACA JUGA : Satpol PP Bantul Pastikan Tetap Gelar OTT Sampah di Sejumlah Lokasi Meski Libur Natal dan Tahun Baru

BACA JUGA : Gus Miftah Resmi Mengundurkan Diri dari Jabatannya Sebagai Staf Khusus Presiden

Mungkin gambarannya mirip dengan konservasi burung di Kalurahan Jatimulyo, Girimulyo, Kulonprogo yang dikelola Kelompok Tani Hutan (KTH) Wanapaksi. Tidak boleh ada penebangan secara sembarangan dan memburu burung. Ekosistem ini pun akan terjaga.

“Burung-burung bisa makan dan minum di situ. Warga juga akan mendapat manfaat ketika berbuah,” ucapnya.

Menurut Liyan, warga sekitar juga sempat melihat elang. Dengan ketersediaan sumber makanan, karena rantai makanan pulih, elang akan sering datang. Saat ini, beberapa warga Padukuhan Nglebak mengalirkan air dari sumber Jomboran menggunakan pipa-pipa. Tidak ada listrik maupun pompa air.

Warga hanya mengandalkan gravitasi. Guna melakukan perawatan rutin pipa-pipa itu, warga menyisihkan uang untuk anggaran perawatan.

BACA JUGA : 1.160 Warga Lansia Yogyakarta Menerima Bantuan dari Pemkot Sebanyak Rp 600.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: harianjogja.com