Aplikasi Lapor Kekerasan, Komitmen Pemkot Yogyakarta dalam Kurangi Angka Kekerasan

Aplikasi Lapor Kekerasan, Komitmen Pemkot Yogyakarta dalam Kurangi Angka Kekerasan

Aplikasi Lapor Kekerasan yang jadi sarana untuk kurangi angka kekerasan di Jogja-Foto by warta.jogjakota.go.id-

Kepala DP3AP2KB Kota Yogyakarta, Retnaningtyas menilai banyaknya jumlah kasus kekerasan yang dilaporkan menunjukan masyarakat mulai mengalami keterbukaan dan berani memberikan aduan kepada pemerintah maupun Lembaga terkait. 

Layanan laporan kekerasan di Pemkot Yogyakarta kini juga semakin mudah dengan adanya aplikasi Lapor Kekerasan yang bisa diakses di JSS.

“Kami luncurkan aplikasi Lapor Kekerasan dalam rangka mempermudah bagi masyarakat melaporkan kekerasan melalui Lapor Kekerasan di JSS. Apabila mengalami atau melihat di lingkunganya ada kekerasan yang menimpa perempuan khususnya dan anak,” terang Retnaningtyas.

Dia menjelaskan dalam laporan kekerasan gender lewat aplikasi Lapor Kekerasan bisa dilampirkan bukti foto kekerasan apabila ada bukti. 

Setelah laporan masuk ke aplikasi, petugas Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Perempuan dan Anak DP3AP2KB Kota Yogyakarta akan menindaklanjuti dengan asessment. 

Berdasarkan hasil asessment akan dilakukan tindakan lebih lanjut untuk menangani kekerasan.

BACA JUGA : Sarana Isi Perut Terbaik, Inilah 4 Kuliner Pagi Hari di Jogja yang Ramai Pengunjung

BACA JUGA : Kunjungi TPA di Bantul, Menteri Lingkungan Hidup Katakan Sampah Makanan Masih Jadi Masalah Serius

Gender Champion Award 2024

Dalam puncak HAKTP juga diserahkan penghargaan Gender Champion Award 2024. Penghargaan itu adalah apresiasi bagi individu, komunitas, pelaku usaha, Aparatur Sipil Negara (ASN) serta perangkat daerah yang berupaya mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender di Kota Yogyakarta.

Salah satu penerima Gender Champion Award 2024 kategori pelaku usaha adalah Sumiyati yang memiliki usaha bakpia di Kampung Pathuk Ngampilan. 

Dia mengaku senang atas pemberian penghargaan itu dan menambah semangat dalam berusaha dan memberdayakan perempuan. 

Sumiyati yang juga Ketua Koperasi Kelompok Usaha Bakpia Sumekar menyebut kini ada 64 anggota dan didominasi perempuan yakni ibu-ibu. 

Sebagian besar ibu-ibu itu menjadikan usaha pembuatan bakpia sebagai nafkah utama untuk keluarga.  

“Penghargaan ini menambah semangat kita sebagai perempuan yang bisa survive dengan usaha yang sudah puluhan tahun. Menambah semangat kita untuk berkarya membuat bakpia. Memang sebagian besar ibu-ibu ini dari bakpia jadi nafkah utama, jadi setara dengan laki-laki dalam keluarga,” tandas Sumiyati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: warta.jogjkota.go.id