Puncak Musim Hujan Sleman Terjadi Awal 2025, BPBD Siapkan Antisipasi Penting
BMKG prediksi puncak musim di Sleman terjadi awal 2025--Foto by Suara Jogja
BACA JUGA : 7 Rekomendasi Kedai Lupis Khas Jogja Paling Diburu, Lokasinya Gampang Ditemui
“Bisa juga dilakukan dengan memangkah pohon di sekitaran rumah untuk mengurangi risiko rawan ambruk saat terjadi angin kencang dan hujan deras,” katanya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BPBD Sleman, ST Haenry Dharma Widjaja mengatakan, pihaknya sudah mempersiapkan berbagai hal untuk menghadapi dampak bencana dari cuaca ekstrem.
Selain menyiagakan personel, juga sudah dilakukan upaya pengecekan secara rutin terhadap peralatan pendukung operasi yang dimiliki.
“Tentu kami persiapkan semuanya mulai dari personel hingga alat-alat yang dibutuhkan. Pengecekan alat juga sangat penting agar saat digunakan bisa berfungsi maksimal,” katanya.
BPBD Sleman Siapkan Antisipasi
"Pada musim hujan bencana hidrometeorologi yang berpotensi terjadi seperti angin kencang, banjir dan longsor," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman Makwan di Sleman, Rabu.
Menurut dia, untuk kejadian angin kencang sering menimbulkan dampak seperti pohon tumbang, atap rumah atau genteng kabur serta bangunan roboh.
"Sebagai upaya antisipasi dampak buruk angin kencang, masyarakat dapat melakukan pemangkasan ranting dan menebang batang pohon yang berbahaya atau rawan. Jika masyarakat melihat ada pohon yang rawan bisa menginformasikan ke BPBD Sleman," katanya.
Ia mengatakan, masyarakat juga perlu mewaspadai konstruksi bangunan, baik gedung tempat tinggal, perkantoran termasuk juga bangunan papan reklame yang juga berpotensi roboh akibat diterjang angin kencang.
BACA JUGA : Terima Kritikan Maskot yang Dinilai Bias Gender, KPU Jogja Pastikan Sudah Libatkan Akademisi dan Perempuan
BACA JUGA : Jalur Trans Jogja ke Malioboro, UGM dan Candi Prambanan, Cek Lengkapnya Disini
"Untuk bangunan khususnya bangunan joglo harus dipastikan benar bahwa konstruksi dalam keadaan baik dan kokoh, karena joglo maupun limasan yang tanpa dinding sangat rawan jika ada angin kencang," katanya.
Makwan menjelaskan, sejak awal musim hujan pada pertengahan Oktober hingga minggu kedua November bencana angin kencang hampir terjadi di seluruh kapanewon (kecamatan) di Sleman, yang mengakibatkan total ratusan pohon tumbang dan puluhan bangunan atau rumah mengalami kerusakan.
"Bencana angin kencang hampir terjadi di seluruh kapanewon, mulai dari Kapanewon Prambanan, Depok, dan Kalasan di Sleman timur, Kapanewon Turi, Tempel dan Pakem di Sleman Utara sampai di Kapanewon Moyudan dan Minggir di Sleman Barat," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: harianjogja.com