Yaptari Bantul Terbitkan Majalah Berisi Beberapa Harapan Terkait Calon Pimpinan Bantul
Yayasan Projo Tamansari (Yaptari) Bantul menerbitkan Majalah Projotamansari yang ke-10 di Perpusda Bantul-jogjapolitan.harianjogja.com-
diswayjogja.com - Yayasan Projo Tamansari (Yaptari) Bantul kini telah menerbitkan Majalah Projotamansari yang ke-10.
Majalah yang diterbitkan tersebut yakni berisi mengenai berbagai persoalan yang diharapkan dapat menjadi perhatian calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Bantul yang nantinya akan menjadi pimpinan daerah.
Ketua Yayasan Projotamansari, Muhammad Imam Santosa menyampaikan bahwa Yayasan Projotamansari mengamati permasalahan di bidang kebudayaan dan pendidikan yang masih terjadi di Kabupaten Bantul di mana yang disampaikan melalui majalah tersebut.
Dia menjelaskan majalah yang dikeluarkan oleh Yayasan Projotamansari kali ini adalah ingin menyampaikan beberapa harapan terkait dengan calon pimpinan Bantul yang tengah Pilkada pada tahun ini.
BACA JUGA : Percepat Penurunan Stunting, Wakil Gubernur DIY Ajak Jajarannya Gunakan Bahasa Membumi
BACA JUGA : Pemerintah Kalurahan Banguntapan, Bantul Akhirnya Bersihkan Tumpukan Sampah yang Penuhi Saluran Air
“Dalam Majalah berkisah bagaimana harapan yayasan dari pola pemilu yang ada dan bagaimana kesadaran calon pemimpin Bantul untuk membawa Bantul ke depan,” katanya di Perpusda Bantul pada hari Jumat (1/11/2024).
Ia mengatakan pesan yang ingin disampaikan dalam majalah tersebut dilakukan dengan pendekatan kebudayaan di mana yang dikemas dalam bentuk sebuah puisi.
Imam menuturkan terdapat berbagai persoalan dalam bidang kebudayaan, pendidikan dan pengembangan sosial yang perlu menjadi perhatian bagi calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Bantul.
Dalam bidang kebudayaan, calon bupati dan wakil bupati Bantul perlu memberikan sebuah perhatian pada perlindungan bangunan cagar budaya di Bantul yang sebagai bagian dari sejarah.
Ia berharap calon bupati dan wakil bupati Bantul nantinya tidak hanya memberikan perhatian pada benda cagar budaya yang ada di Pleret, tetapi juga Mangir.
“Pemerintah daerah juga tidak boleh lupa pada esensi budaya awal sebuah daerah. Itu yang paling kita harapkan dari pemerintah,” katanya.
BACA JUGA : Tujuh Sungai Tercemar Zat Kimia, Ini Penjelasan Dinas Lingkungan Hidup Gunungkidul
BACA JUGA : Kalah dari Persita Tangerang, Mazola Junior Akui Timnya Punya Peluang Menang Lebih Besar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: harianjogja.com