Jejak Sejarah Keraton Kerto di Bantul, Runtuh Imbas Kebakaran

Jejak Sejarah Keraton Kerto di Bantul, Runtuh Imbas Kebakaran

Tugu monumen -jogjasuper.co.id-

Menurut Babad Momana, Keraton Kerto mulai dihuni tahun 1618, namun ibu suri belum menempatinya, lantaran pembangunannya belum sempurna.

Fasilitasnya juga belum lengkap karena Prabayeksa atau tempat tinggal raja baru dibangun tahun 1542 berdasarkan kalender Jawa, yang merupakan dua tahun setelah pindahnya Sultan Agung ke Kerto dari Kotagede.

Selain itu, pada tahun 1625-1626 Masehi telah terjadi perluasan keraton yang dimulai dari pembangunan Siti lnggil Kraton.

Sultan Agung juga membangun kolam sebagai media rekreasi bagi raja dan para selir. Namun, berdasarkan Babad Momana disebutkan, beberapa kali terjadi kebakaran yang menewaskan abdi dalem keraton.

BACA JUGA : Deretan Universitas Tertua di Jogja yang Bersejarah, Ada UGM Hingga UPNVY

BACA JUGA : Explore Jogja Lewat Lomba Fotografi Bertema Sumbu Filosofi Jogja Untuk Dunia

Dalam Babas Momana juga ditemukan mengenai kejadian kebakaran Keraton Kerto menghancurkan salah satu bangunan inti, sehingga Kerto ditinggalkan karena pusat pemerintahan telah dipindahkan oleh Amangkurat I ke Ngeksigondo sejak 1570 kalender Jawa.

Angka: 1589, taun Jimawal, pambesemipun Prabayeksa ing Karta, nunggil mangsa dadosipun yasa Dalem serat Caraka-basa. Artinya adalah Angka: 1589 tahun Jimawal, hancurnya Prabayeksa di Kerto bersamaan dengan selesainya Serat Caraka-basa.

Runtuhnya Keraton Kerto

Dalam jurnal yang sama, dituliskan bahwa seabad kemudian, tepatnya dekade ketiga abad 18 Masehi, bekas Keraton Kerto muncul kembali terkait perebutan tahta kerajaan.

Kerto menjadi ibukota Kerajaan Mataram tandingan oleh Pangeran Purbaya dan Pangeran Slitar yang ingin merebut Kerajaan Mataram yang diduduki oleh Sultan Amangkurat IV, yang tak lain adalah kakaknya sendiri.

BACA JUGA : Sulap Lingkungan Kumuh Jadi Rumah Layak Huni, Program Pemkot Jogja ini Akan Selesai Akhir Tahun

BACA JUGA : Segini Biaya Hidup Mahasiswa di Jogja, Ikuti Tips untuk Hemat Uang Jajan

Kerajaan Mataram tandingan itu berpusat di sebuah wilayah yang diberi nama Kertosekar atau Kertosari, namun tidak bertahan lama, aksi tandingan ini gagal dan nama Kerto tenggelam kembali.

Sejak saat itu, belum ada informasi mengenai penghunian Keraton Kerto pada masa-masa setelahnya. Keraton Kerto yang berawal dari tahun 1617 Masehi lantas berakhir sekitar 1700an.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jogja.idntimes.com