Bus Pariwisata Yogyakarta, Si Thole Bisa Jalan dengan BBM Sampah Plastik
Si Thole, bus wisata yang ramah lingkungan dengan menggunakan BBM dari sampah plastik-warta.jogjakota.go.id-
Krisnadi Setyawan selaku Sekretaris FFKAU menjelaskan bahwa ada dua alasan tercetusnya Si Thole dengan BBM sampah plastik.
Pertama, mengenai persoalan sampah di kawasan Alun-Alun Utara dan kawasan Nol Kilometer yang juga diikuti dengan desentralisasi persampahan yang dicetuskan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DIY.
BACA JUGA : Berbagai Tenant dan Agenda di Pasar Sehat Sagan, Salah Satu Pasar Jogja Sedang Naik Daun
BACA JUGA : Sajikan Cita Rasa Lezat Khas Daerah, Intip Daftar Warung Makan di Jogja Berikut
"Ini meningkatkan ongkos pembuangan, padahal sebagian besar adalah sampah plastik yang masih bisa diolah," ucapnya.
Alasan kedua munculnya ide Si Thole ber-BBM sampah plastik adalah adanya kebijakan di masa depan bahwa kawasan Tugu Jogja-Malioboro-Keraton (Gumaton) masuk dalam Sumbu Filosofi yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya oleh UNESCO.
"Angkutan umum di kawasan Sumbu Filosofi harus ramah lingkungan sesuai dengan Pergub No 2 tahun 2024. Sehingga kami mencari cara bagaimana menjawab persoalan sampah dengan kebutuhan angkutan wisata yang ramah lingkungan, jawabannya ketemu di BBM Solar yang dibuat dari sampah plastik," jabarnya.
Si Thole yang mulai beroperasi sejak 2014 mulai diujicobakan untuk menggunakan BBM dari sampah plastik yang di produksi oleh Get Plastic.
BACA JUGA : Taman Sari Jogja Tidak Hanya Destinasi Wisata, Pesanggarahan Keraton Punya Banyak Fungsi
BACA JUGA : Kebudayaan Jogja Masih Dilakukan Warga Lokal, Tapi Jarang Diketahui Banyak Orang
"Selama hampir satu bulan kami berani klaim bahwa shuttle wisata Si Thole ini pertama kalinya di Indonesia, angkutan umum yang menggunakan BBM solar sampah plastik. Ini Si Thole minum 100% solar dari plastik," lontarnya.
Terkait dengan mesin, Kris mengaku tidak ada masalah berarti selama uji coba berlangsung, bahkan setelah uji emisi di fasilitas uji KIR Dishub Kota Yogyakarta.
"Nilai opasitas asapnya hanya 6-8% sedangkan pakai BBM pertamina nilai opasitas asapnya 14%. Maksimal batas yg diperbolehkan opasitas asap sebesar 40%," jelasnya.
Uji coba yang dinilainya ini membuat Kris berharap, semua armada Si Thole bisa menggunakan BBM solar sampah plastik.
Ayu Pawitri, Direktur Get Plastic menjelaskan, proses pembuatan BBM dari sampah plastik menggunakan mesin pirolisis yang diriset dan dikembangkan oleh Get Plastic.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: https://tirto.id