Cegah Nikah Dini, Pelajar SMA/SMK Kabupaten Brebes Digembleng Kesehatan Reproduksi

Cegah Nikah Dini, Pelajar SMA/SMK Kabupaten Brebes Digembleng Kesehatan Reproduksi

DISKUSI - Peserta kesehatan reproduksi remaja menyampaikan pertanyaan kepada narasumber tentang pentingnya kesehatan reproduksi remaja perempuan.-SYAMSUL FALAQ/RATEG-

BREBES, DISWAYJOGJA - Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3KB) Kabupaten Brebes, terus menggencarkan stop nikah usia dini. Bahkan, roadshow ke semua SMA-SMK terus dilakukan untuk memberikan pentingnya edukasi kesehatan reproduksi.

Tujuannya, stop budaya menikah usia dini dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu dan cegah stunting tingkat Kabupaten Brebes 2024.

BACA JUGA:43 Siswi SMA-SMAK di Wilayah Pantura Brebes Digembleng Kesehatan Reproduksi, Cegah Nikah Dini

Kepala DP3KB Brebes Akhmad Ma'mun menjelaskan, fasilitasi pembinaan edukasi kesehatan reproduksi dan gizi pada remaja menjadi upaya meningkatkan kesadaran masyarakat. Sebab, berbagai dampak negatif pernikahan usia dini bisa dicegah dengan pendewasaan usia perkawinan. Terlebih, menikah bukan sekedar sepasang suami istri tapi menyatukan dua keluarga.

"Artinya, ibadah pernikahan sebagai suami istri, bukan 1-2 tahun tapi ibadah terpanjang seumur hidup. Sehingga, wajib punya bekal mumpuni sebagai orang tua nantinya," ungkapnya mengawali sambutan.

Menghadapi kehidupan rumah tangga, lanjut Ma'mun, sangat membutuhkan kesiapan mental, aspek medis, sosial dan ekonomi. Termasuk, memberikan bekal edukasi stunting dengan harapan bisa menjadi bekal siswi dalam kehidupan bermasyarakat. Mengingat, korban kehidupan keluarga masih didominasi kaum perempuan karena kurangnya pemahaman berkeluarga.

"Edukasi reproduksi kesehatan remaja, secara roadshow akan digelar ke 17 wilayah kecamatan lewat sekolah. Leading sektornya, Bidang KBKKK yang dipimpin langsung Bu Sopuroh selaku Kabid," ujarnya.

Sementara itu, Kabid KBKKK Sopuroh menyampaikan, materi gizi seimbang untuk anak usia sekolah juga sangat penting. Sebab, asupan nutrisi menjadi pondasi penting dalam penurunan angka kematian ibu dan bayi pada remaja. Khususnya, pengetahuan yang mumpuni tentang kesiapan alat reproduksi sangat diperlukan bagi remaja.

"Sehingga, remaja yang sehat nantinya akan melahirkan generasi yang sehat," katanya.

BACA JUGA:Pernikahan Dini di Kota Tegal, Salah Satu Faktornya karena Hamil Duluan

Sopuroh menambahkan, dalam workshop kesehatan reproduksi remaja dalam rangka menekan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Stunting Tahun 2024 juga menghadirkan narasumber berkompeten di bidangnya. Yakni, Vivi Yustianingsih membahas tentang kesehatan reproduksi dalam penurunan AKI dan Stunting. Kemudian, Petty Juniarty menjelaskan tentang pentingnya kesehatan mental remaja. Terakhir, Sri Lestari membahas tentang pendewasaan usia perkawinan dan peran keluarga dalam kesehatan remaja. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: