Hadapi Perubahan Iklim, DIY Dukung Pemerintah Tingkatkan Pemeliharaan Lingkungan

Hadapi Perubahan Iklim, DIY Dukung Pemerintah Tingkatkan Pemeliharaan Lingkungan

Sri Sultan saat pembukaan Rapat Kerja Ekoregion Jawa 2024, di Royal Ambarrukmo Hotel, Yogyakarta-DOK.-

DISWAYJOGJA - Berdasarkan Global Risk Perception Survey 2022, 5 dari 10 risiko terbesar dalam 10 tahun ke depan, berkaitan dengan lingkungan, terutama perubahan iklim. Berangkat dari hal itu, DIY memberikan dukungan penuh atas upaya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, dalam meningkatkan hubungan berkelanjutan antara alam dan manusia.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, tahun ini, DIY kembali dipercaya oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI untuk menjadi tuan rumah agenda rapat kerja kolaborasi dan sinergitas peningkatan pengendalian pembangunan LHK di ekoregion Jawa. 

 

BACA JUGA:Review Merek AC Portable Coolzy Pro: Dingin, Ramah Lingkungan Praktis Untuk Anda 

Sri Sultan menyebut, masyarakat global semakin familiar dengan istilah peradaban ekologis. Hal itu merupakan konsep, dimana manusia dalam meningkatkan kualitas hidup dituntut dapat memelihara hubungan timbal balik yang setara dan berkelanjutan dengan alam dan sesama manusia.

“Di tengah peradaban yang telah luar biasa maju ini, manusia tidak dapat memisahkan diri dari alam. Antara manusia dan alam semesta, ada interdependensi yang tidak mungkin dan memang tidak sepatutnya dipisahkan,” ujar Sri Sultan saat pembukaan Rapat Kerja Ekoregion Jawa 2024, di Royal Ambarrukmo Hotel, Yogyakarta, Rabu, 26 Juni 2024.

Bertema Akselerasi Kebijakan Pemulihan Lingkungan Berbasis Kelestarian Hutan di Ekoregion Jawa, Sri Sultan berharap, dapat mewujudkan Indonesia yang beradab secara ekologis.

Menurut dia, Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Nasional (RPPLHN) ini sangat diperlukan. Selain itu, diperlukan program pembangunan berbasis ecoregion. Dimana pemerintah maupun nonpemerintah memiliki peran. Kemudian dituntut untuk dapat menjalin kemitraan dan kolaborasi sistematis, terarah, dan terpadu, serta berkelanjutan.

Sri Sultan berharap, Rapat Kerja Ekoregion Jawa ini, dapat melahirkan rencana kerja di ranah implementasi yang feasible, tepat sasaran dan tepat manfaat. Karena itu, diperlukan upaya dalam memantapkan kolaborasi dan sinkronisasi antar-aktor, demi mewujudkan akselerasi capaian pembangunan LHK.

”Kita punya falsafah Hamemayu Hayuning Bawana, yang menjadi dasar seluruh proses perencanaan di DIY. Karena itu, kita bersama-sama perindah dunia yang pada dasarnya memang diciptakan indah. Tidak ada salahnya jika kearifan lokal warisan leluhur juga dapat kita telisik kembali, pahami esensinya, dan temukan relevansinya dengan tantangan dan peluang yang sedang kita hadapi,” pesan Sri Sultan.

Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Bambang Hendroyono mengatakan, peluang dan tantangan untuk mewujudkan keberlanjutan adalah proses, fungsi dan produktivitas Udara-Atmosfer, Lahan,  Air, Laut dan Biodiversity.

 

BACA JUGA:Dinkes Kabupaten Tegal Tekan Peredaran Produk Pangan Berbahaya

Selain itu, keselamatan, mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat. Sementara berkelanjutan meliputi aspek yuridis, aspek teknis & saintifik dan aspek manajemen/tata kelola.

”Ada 3 hal yang diperlukan dalam meningkatkan pemeliharaan dan keberlanjutan lingkungan. Pertama, tindakan nyata dan implementasi adalah kuncinya, peran pemuda sebagai kolaborator utama Indonesia dan pemulihan yang berkelanjutan dan inklusi harus menjadi fokus bersama,” ungkap Bambang. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: