Stok Kulit Kurban di Bumiayu Belum Cukupi Kebutuhan Perajin Rebana

Stok Kulit Kurban di Bumiayu Belum Cukupi Kebutuhan Perajin Rebana

BERSIHKAN- Pengrajin rebana dan bedug di sentra Desa Kaliwadas, Kecamatan Bumiayu membersihkan kulit hewan kurban yang diterima dari sejumlah panitia pemotongan hewan kurban.-TEGUH SUPRIYANTO/RADAR BREBES -

BUMIAYU, DISWAYJOGJA - Moment Idul Adha yang ditandai dengan pemotongan hewan kurban, berdampak pada meningkatnya ketersediaan kulit hewan baik sapi maupun kambing. Sayangnya, dampak kondisi ini belum sepenuhnya dirasakan oleh para perajin di sentra produksi rebana Desa Kaliwadas, Kecamatan Bumiayu.

Menurut Sofyan, perajin asal Dukuh Krajan desa setempat, para pengepul kulit yang biasa menerima kulit dari para panitia qurban, lebih memilih untuk menjual kembali kulit yang telah dibelinya ke luar daerah.

Biasanya dijual keluar daerah. Seperti Garut, Bandung hingga Surabaya untuk dijadikan bahan pembuat jaket, sepatu atau lainnya," katanya, Rabu, 19 Juni 2024.

BACA JUGA:Bantuan Hewan Kurban Sapi dari Presiden dan Gubernur DIY Diserahkan ke 5 Kabupaten/Kota

Dia mengatakan, meskipun ada beberapa pengrajin yang menerima penjualan kulit hewan kurban dari panitia, namun jumlahnya relatif kecil jika dibandingkan dengan yang dijual untuk dikirim keluar daerah.

Mungkin juga karena selisih harga, dimana kami di sini membeli lebih murah jika dibandingkan dengan luar daerah," keluhnya.

Kenyataan ini semakin menyulitkan para pengrajin yang juga tengah kesulitan mendapat bahan baku lain berupa kayu. Demi mendapatkan kayu sesuai kebutuhan, para perajin bahkan terpaksa harus turun ke desa-desa membeli pohon milik warga yang hendak ditebang.

Tapi mau bagaimana lagi, sampai saat ini kita tetap memproduksi meskipun dengan keterbatasan yang ada," kata Sofyan.

Para perajin di wilayah tersebut, lebih banyak membutuhkan kulit kambing sebagai bahan pembuatan rebana maupun beduk. Mereka memproses kulit secara manual mulai dari disamak, penjemuran hingga pemotongan sesuai dengan ukuran rebana.

Karena keterbatasan bahan ini juga, banyak perajin yang saat ini lebih fokus pada pembuatan alat musik drumband maupun marching band," kata Sutomo, perajin lain.

BACA JUGA:Sentra Rebana di Desa Kaliwadas Brebes Bisa Jadi Destinasi Wisata

Keberadaan industri perlengkapan drumband maupun marchingband ini, tidak lepas dari upaya para pengrajin di tengah kesulitan mendapat bahan baku utama rebana berupa kayu dan juga kulit domba maupun sapi.

"Dari sana pengrajin mencoba untuk berinovasi dengan merambah produk lain, ternyata hasilnya tidak kalah baik dan mampu diterima pasar hingga luar daerah," ujarnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: