Anjangsana Tim Adhoc DBB ke Balapulang Wetan, Dorong Olahraga Tradisional Sampyong Jadi Ikon Budaya

Anjangsana Tim Adhoc DBB ke Balapulang Wetan, Dorong Olahraga Tradisional Sampyong Jadi Ikon Budaya

KUNJUNGAN - Tim Adhoc DBB Kabupaten Tegal melakukan anjangsana ke desa Balapulang Wetan, Kecamatan Balapulang, Rabu, 5 Juni 2024.-DOK.-

SLAWI, DISWAYJOGJA - Tim Adhoc Desa Bangga Budaya (DBB) Kabupaten Tegal terus melakukan anjangsana ke desa yang akan menjadi penerima manfaat dari Program Desa Bangga Budaya. Setelah ke Desa Bumijawa, kali ini Tim Adhoc DBB berkunjung ke Desa Balapulang Wetan, Kecamatan Balapulang, Rabu, 5 Juni 2024.

Tim Adhoc DBB tersebut dipimpin Ketua Dewan Kebudayaan Daerah Kabupaten Tegal (DKDKT) Ki Haryo Susilo Enthus Susmono. Kedatangan Tim Adhoc DBB diterima Kades Balapulang Wetan Misbakhul Munir, didampingi BPD, Karang Taruna, tokoh masyarakat, serta pegiat olahraga tradisional Sampyong.

BACA JUGA:Program Desa Bangga Budaya Kabupaten Tegal, Pengurus DKDKT dan DKKT Anjangsana ke Bumijawa

Mengawali kunjungannya, Ki Haryo menyampaikan bahwa Balapulang Wetan merupakan salah satu dari 5 desa yang terpilih menjadi pilot project Desa Bangga Budaya, hasil kerjasama Dewan Kebudayaan dan Pemkab Tegal.

”Desa Balapulang Wetan ini, kami namakan bahwa Sampyong merupakan salah satu obyek pemajuan kebudayaan yakni olahraga tradisional. Kami berharap kebudayaan ini bisa lebih berkembang. Sebab, ini satu-satunya di Jawa Tengah setelah Majalengka, Jawa Barat,” kata Ki Haryo.

Dari program Desa Bangga Budaya ini, lanjut Ki Haryo, olahraga tradisional Sampyong ini bisa lebih eksis dengan melibatkan peran aktif masyarakat, meliputi unsur daya desa dan daya warga.

”Program pilot project ini akan kita terapkan di tahun 2025. Target kami nantinya juga Sampyong ini mendapat hak kekayaan intelektual komunal dari Kabupaten Tegal, seperti tari kuntulan, topeng endel dan lainnya,” jelas Ki Haryo.

Sementara itu, Kades Misbakh berharap agar olahraga tradisional Sampyong bisa lebih berkembang dengan adanya program Desa Bangga Budaya. Selain sudah menjadi kesenian rakyat yang secara turun temurun, di desanya itu kini ada dua kelompok Sampyong yang masih aktif.

”Ini dibuktikan tiap malam minggu rutin latihan. Kami juga melibatkan pemuda Karang Taruna untuk terus melestarikan Sampyong,” tandasnya.

Menurut Misbakh, Sampyong merupakan seni perpaduan pencak silat dan ketangkasan ini cukup efektif untuk mencegah kenakalan remaja, terutama tawuran.

”Penyaluran bakat bela diri anak-anak dan remaja bisa tersalurkan. Apalagi Sampyong tidak mengenal batas usia,” ujarnya.

BACA JUGA:Jelang Idul Adha, Stok Hewan Kurban di Sleman dan Kota Yogyakarta Tercukupi

Dalam kunjungan tersebut, dibahas pula pengembangan olahraga tradisional Sampyong agar lebih memasyarakat dan menjadi ikon Desa Balapulang Wetan. Tim DBB menginventarisasi kendala pelestarian Sampyong. Mulai dari pengadaan kayu pohon kelor yang sudah jarang ada, perlunya dokumen atau pakem dari Sampyong Balapulang Wetan, digitalisasi, dokumentasi sejarah dan sarana edukasi lain.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: