Indonesia Memiliki Enam Situs Warisan Budaya Dunia, Pengelola Diminta Saling Perkuat Jejaring

Indonesia Memiliki Enam Situs Warisan Budaya Dunia, Pengelola Diminta Saling Perkuat Jejaring

Seminar Hari Warisan Dunia 2024 di The Malioboro Hotel & Conference Center-DOK.-

DISWAYJOGJA – Di Indonesia, terdapat enam situs Warisan Budaya Dunia. Yaitu Candi Borobudur, Candi Prambanan, Situs Sangiran, Sistem Subak Bali, Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto dan Sumbu Filosofi Yogyakarta. Dari enam situs tersebut, pengelola situs diminta saling memperkuat jejaring, memperluas cakrawala pengetahuan, dan mengidentifikasi peran serta kontribusi dalam sistem pengelolaan warisan dunia UNESCO.

Hal itu disampaikan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X saat membuka Seminar Hari Warisan Dunia 2024 di The Malioboro Hotel & Conference Center, Rabu, 24 April lalu.

BACA JUGA:Jelajahi Warisan Budaya Bali di Desa Adat Penglipuran, Pesona Tradisi Wisata Terbaru 2024 Cek Disini

Seminar bertema 'Membangun Jejaring dan Komitmen Para Pengelola Warisan Dunia di Indonesia: Bersama - Berdaya - Berjaya’ diinisiasi Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY dalam rangka memperingati Hari Warisan Dunia 2024 yang berlangsung hingga Kamis (25/04).

Sri Sultan menyatakan, dalam semangat kebersamaan dan kerjasama, seminar ini dapat menjadi momentum positif dalam upaya pelestarian warisan budaya. Dengan berbagi dan berinsiatif, membuka peluang pengelolaan yang lebih baik.

Seminar tersebut harapannya menjadi titik tolak untuk lebih banyak lagi inovasi dan kerjasama dalam menjaga warisan yang merupakan hal milik bersama umat manusia.

”Mari kita bersama membangun masa depan, dimana warisan budaya dan alam kita tidak hanya bertahan tapi juga bertumbuh subur menjadi sumber kebanggaan dan inspirasi. Dalam keragaman dan keindahan warisan dunia kira menemukan kekuatan bersama, kekuatan untuk berdaya dan berjaya untuk warisan yang lestari,” paparnya.

Raja Keraton Yogyakarta tersebut mengungkapkan, Konvensi UNESCO pada 1972 mengingatkan tanggung jawab bersama untuk melindungi warisan budaya dan alam dunia. Tanggung jawab tersebut bukan hanya untuk kepentingan estetika semata, melainkan sebagai kewajiban moral melestarikan kekayaan budaya dan alam bagi kemanusiaan.

”Para pengelola Warisan Budaya Dunia di Indonesia sebagai garda terdepan dalam perlindungan ini memiliki peran critical. Tak hanya menjaga, mereka adalah story teller, pelindung dan penggerak dalam upaya melestarikan nilai penting luar biasa dari situs-situs ini,” terang Sri Sultan.

BACA JUGA:Kekayaan Warisan Budaya: Mengungkap Makanan Wajik, Simbol Tradisi Seserahan Pernikahan

Sri Sultan menyebut, seminar ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga dan melestarikan warisan dunia dan alam di Indonesia. Kegiatan tersebut sekaligus berusaha menguatkan pemahaman tentang peran dan tanggung sebagai pengelola dan penjaga warisan melalui dialog dan pertukaran pengalaman. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: