Libur Lebaran, Produksi Sampah di Sleman Capai 15,5 Ton Per Hari

Libur Lebaran, Produksi Sampah di Sleman Capai 15,5 Ton Per Hari

Pemda DIY mengapresiasi Pemkab Sleman, PT SBI (Semen Indonesia Group) dan TPST Tamanmartani yang berhasil melakukan pengiriman perdana Refuse-Derived Fuel (RDF)-DOK.-

DISWAYJOGJA – Sampah di Sleman cukup tinggi. Instansi terkait mencatat, selama masa libur lebaran produksi sampah mencapai 188,57 ton.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman Epiphana Kristyani mengatakan, peningkatan jumlah sampah belum terlalu terlihat pada hari pertama dan hari ketiga Idul Fitri produksi sampah di Sleman belum mengalami kenaikan. Kenaikan baru terasa setelah hari ketiga lebaran. Dimana pada Minggu, 14 April hingga akhir cuti bersama pada Selasa, 16 April ada peningkatan sampah hingga sembilan persen atau sekitar 15,5 ton per hari.

BACA JUGA:Keberadaan TPST Tamanmartani Dorong Bupati Sleman Optimalkan Pengelolaan Sampah

”Total sampah sejak hari ke empat lebaran sampai dengan 16 April 2024 jumlah sampah 188,57 ton per hari,” ujar Epiphana kemarin, Kamis, 18 April.

Menurut dia, peningkatan produksi sampah di Kabupaten Sleman tidak lepas dari banyaknya wisatawan yang masuk ke Sleman selama cuti lebaran. Sebab, dari pantauan pihaknya ada peningkatan sampah di beberapa destinasi wisata.

Terkait upaya pengolahan sampah, kata Epiphana, DLH Sleman akan terus menggenjot pembangunan akses truk di TPST Minggir. Degan begitu, TPST di padukuhan Denokan itu bisa segera beroperasi dan mengolah sampah secara optimal.

”Sosialisasi dan pembangunan TPST kita tingkatkan untuk menghadapi penutupan TPA Piyungan,” katanya.

Sebelumnya, Ketua Komisi C DPRD Sleman Rahayu Widi Nuryani mendorong agar pemkab segera mengoperasionalkan TPST Minggir. Harapannya, permasalahan sampah di Kabupaten Sleman bisa teratasi.

BACA JUGA:TPST Milik Sleman Berkapasitas 15 Ton, Suplai Sampah 700 Ton Per Hari

Rahayu mengaku, sudah menerima informasi dari DLH Sleman bahwa TPST Minggir sudah beroperasi sejak 2 April 2024 lalu. Namun belum maksimal, lantaran sumber daya pekerja di TPST tersebut masih baru dan masih butuh pelatihan. “Untuk akses jalan menuju TPST yang menjadi kendala, harapan kami segera diselesaikan,” ungkapnya. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: