Cuaca Panas, BMKG Yogyakarta Imbau Masyarakat Waspada Hujan Lebat

Cuaca Panas, BMKG Yogyakarta Imbau Masyarakat Waspada Hujan Lebat

ILUSTRASI - Sejumlah orang meras kepanasan saat berada di Yogaykarta-DOK.-

SLEMAN, DISWAYJOGJA – Saat ini cuaca di Yogyakarta terasa panas dalam beberapa hari terakhir karena fenomena equinox. Meski demikian, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta tetap mengimbau masyarakat waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi.

Menurut Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Yogyakarta Warjono, dari hasil analisis analisis dinamika atmosfer, mengidentifikasi adanya pusat tekanan rendah di bagian barat dan utara Australia. Selain itu, ada juga penyebaran arus angin di wilayah Jawa dan perairan selatan Jawa yang bertiup dari arah barat daya-barat laut dengan kecepatan 30-50 km/jam.

BACA JUGA:Modifikasi Cuaca Kurangi Intensitas Hujan, Pj Gubernur Jateng Minta Percepat Penutupan Tanggul Jebol

Lebih dari itu, kata Jono, dari hasil pantauan Madden Julian Oscillation (MJO) menandakan kurangnya kontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia. Hal itu berdampak pada kurangnya intensitas hujan di wilayah DIY.

Dari hasil pantauan Suhu Muka Laut (SML) baik dalam skala harian maupun mingguan di Laut Jawa dan Samudra Hindia Selatan Jawa terpantau hangat sebesar 29 sampai 32 derajat Celsius. 

Anomali suhu muka lautnya pun terpantau hangat sebesar 0.5 sampai 3.6 derajat Celsius. Sehingga menambah potensi penguapan/kandungan uap air dalam atmosfer.

“Hasil analisis terkini dari profil vertikal kelembaban udara di wilayah DIY pada ketinggian 1.5 – 3.0 km (level 850 - 700 mb) berkisar antara 50 – 80 persen (cukup kering). Sehingga menyebabkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah DIY pada siang, sore, dan malam hari,” ujar Jono, Rabu, 20 Maret 2024.

BACA JUGA:Hujan Semalam, 7 Kecamatan di Brebes Terendam Banjir

Dengan kondisi itu, BMKG Yogyakarta memprediksi tetap ada potensi hujan selama tiga hari kedepan meski cuaca panas. Meliputi 22 Maret 2024, ada potensi hujan sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di Kota Yogyakarta, Sleman, Kulon Progo bagian Utara.

Lalu di 23 Maret 2024 kemungkinan ada potensi hujan sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di Sleman, Kulon Progo bagian utara, dan Gunungkidul bagian utara.

“Karena itu, kami imbau masyarakat waspada terhadap potensi hujan sedang-lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang, karena dapat memicu bencana hidrometeorologi berupa pohon tumbang/patah, banjir juga tanah longsor,” tandas Jojo.

Sebelumnya, Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas mengungkapkan, wilayah DIY kini tengah menghadapi equinox.

Yakni, fenomena alam dimana matahari melintas tepat diatas ekuator atau garis khatulistiwa. Kondisi tersebut dapat berdampak pada teriknya sinar matahari yang langsung menyinari bumi. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: