Buka Workshop, Sekda DIY : Etika dan Moral Jadi Pemandu Dunia Kehumasan

Buka Workshop, Sekda DIY : Etika dan Moral Jadi Pemandu Dunia Kehumasan

Sekretaris Daerah DIY Beny Suharsono saat sambutannya dalam Pembukaan Workshop Pengelolaan Kehumasan Kemendagri dan Pemerintah Daerah Provinsi 2024, di Hotel The Phoenix Yogyakarta, Kamis, 29 Februari 2024.-DOK.-

DISWAYJOGJA – Saat ini peran kehumasan menjadi kian kritikal. Kehumasan tidak lagi sekadar alat untuk menyampaikan informasi, tetapi juga sebagai jembatan yang menghubungkan pemerintah dengan masyarakat. 

Hal ini diungkapkan Sekretaris Daerah DIY Beny Suharsono aat sambutannya dalam Pembukaan Workshop Pengelolaan Kehumasan Kemendagri dan Pemerintah Daerah Provinsi 2024, di Hotel The Phoenix Yogyakarta, Kamis, 29 Februari 2024.

Workshop ini, kata Beny, dapat mendukung terbentuknya ekosistem kehumasan pemerintah yang terintegrasi, tersinergi dalam konsepsi inklusi sosial. 

BACA JUGA:Toko Online Terpercaya: Kunci Berbelanja Online dengan Aman dan Nyaman

”Dapat saya simpulkan, dalam dunia kehumasan, bintang pemandu yang paling terang adalah etika, moralitas, dan kebaikan. Inilah visi yang akan kita capai, melalui pembelajaran bersama, seiring tema diskusi yang disajikan melalui workhshop ini,” tutur Beny.

Beny mengatakan bahwa prinsip moral, adab, dan etika berkomunikasi, sejatinya telah muncul sejak dulu. Hal ini dapat ditemui dalam nilai moral, semisal dalam budaya Jawa, seiring pepatah, "Ajining Diri ana ing Lathi", yang secara sederhana mengingatkan tentang pentingnya menjaga lisan.

”Dalam konteks kehumasan, dapat dimaknai, bahwasanya setiap narasi yang disampaikan, haruslah mencerminkan integritas dan harga diri organisasi yang kita wakili. Prinsip ini bukan hanya tentang apa yang kita katakan, tapi lebih jauh, bagaimana kita mengatakan, dan dampak yang ditimbulkan,” papar Beny.

BACA JUGA:HUT ke-52 Korpri, Sekda DIY Ajak Teguhkan Netralitas pada Pemilu 2024

Beny menambahkan, hidup di era teknologi informasi, jejak digital sangat sulit dihapus dari dunia maya. Hal itu seiring melimpahnya platform publikasi dan komunikasi. 

Pepatah 'Verba volant, scripta manent' yang berarti 'Kata-kata berlalu, tulisan tetap abadi', mengingatkan tentang pentingnya kecermatan, dan kebijaksanaan dalam praktik-praktik kehumasan.

”Dengan perspektif seperti itulah, mari kita manfaatkan workshop ini sebagai momentum untuk mengelaborasi setiap potensi. Sebagai wahana untuk belajar dan berbagi pengalaman, seiring upaya membangun masyarakat yang lebih melek informasi, inklusif, dan berdaya,” ungkapnya.

Sementara itu, Plh Kepala Pusat Penerangan Kemendagri RI Yudia Ramli, mewakili Sekretaris Jenderal Kemendagri RI mengatakan, workshop pengelolaan kehumasan semacam ini sangatlah penting dan strategis. Hal itu karena pengelola kehumasan di tingkat pusat maupun daerah bisa menyamakan persepsi dan pemahaman terhadap tugas serta fungsi humas pemerintah.

BACA JUGA:Diklat Keprotokoleran, Sekda DIY; Jaga Reputasi Pemerintah dan Institusi

”Humas dapat dikatakan berperan sekaligus sebagai juru bicara pemerintah. Tugasnya adalah penyebarluasan informasi kepada masyarakat yang memiliki implikasi positif, serta tidak menimbulkan krisis informasi di tengah masyarakat. Karena itu, humas menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam penyelenggaraan pemerintah,” imbuhnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: