Icip-Icip Gudeg Manggar, Kuliner Legendaris Khas Yogyakarta Yang Lebih Gurih Padat
Gudeg Manggar ini merupakan sajian yang sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram Islam dan telah tetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) pada 2021 lalu. -DOK.-
DISWAYJOGJA - Gudeg Mangar menjadi kuliner khas DIY yang sudah dikenal masyarakat luas. Gudeg Manggar ini merupakan sajian yang sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram Islam dan telah tetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) pada 2021 lalu.
Dari informasi yang didapatkan dari Humas Jogja, konon Gudeg Manggar dibuat oleh putri Panembahan Senopati bernama Sekar Pembayun yang merupakan istri dari Ki Ageng Mangir Wanabaya. Kala tinggal di tanah Mangir, Sekar Pembayun melihat kemampuan tumbuhan kelapa yang banyak berkembang sehingga menjadi mata pencaharian utama penduduk.
BACA JUGA:Wisata Kuliner Jepang Terbaru 2024 Di Tegal? Terkenal Lezat Murah dan Hemat, Cek Disini!
Setelahnya, dibuatlah sajian Gudeg Manggar yang semenjak saat itu jadi sajian masakan baru di dekat Mangir. Kuliner tersebut telah berumur lebih dari 500 tahun sehingga layak disebut sebagai kuliner legendaris khas Yogyakarta.
Bahkan hingga saat ini, hidangan tradisional tersebut masih dilestarikan dan dihidangkan oleh Keraton Yogyakarta. Gudeg ini memiliki cita rasa yang unik dan khas. Yaitu lebih gurih padat dibandingkan dengan gudeg nangka pada umumnya.
Gudeg Manggar juga menjadi kuliner langka. Sebab, bahan bakunya tidak mudah untuk didapatkan. Namun, keberadaan masakan Gudeg Manggar, kini mulai dilestarikan ke segala penjuru. Salah satunya di rumah makan Gudeg Manggar Luweng Kayu yang berlokasi di Gamplong I, Sumberrahayu, Moyudan, Sleman.
Pemilik Rumah Makan Gudeg Manggar Luweng Kayu, Rintania Elliyati Nuryaningsih yang akrab disapa Rinta mengungkapkan, Gudeg Manggar dipilih menjadi highlight kuliner di rumah makannya sebagai upaya melestarikan royal cuisine dan masakan khas Yogyakarta lainnya. Selain gudeg manggar, restonya pun menyajikan menu kuliner jadul DIY lainnya. Antara lain brongkos, ingkung, mangut lele dan sebagainya.
“Salah satu misi kita adalah untuk melestarikan royal cuisine. Gudeg Manggar itu, memang warisan budaya ya. Kalau dalam Serat Centhini, yang tersebut di sana itu, kuliner jadul dari zaman dahulu kala, yang identik dengan Jogja itu satu, Gudeg Manggar, dua Brongkos, tiga Ingkung. Dan semua itu ada di Luweng Kayu,” ujar Rinta di Gudeg Manggar Luweng Kayu, Jumat (23/02) lalu.
Rinta mengatakan, di luar ekspektasinya, Gudeg Manggar ternyata banyak digemari oleh masyarakat luas. Menurut dia, selain karena rasanya yang khas, yaitu lebih gurih dan manis, juga lantaran dinilai aman untuk penderita maag.
“Kalau penderita maag itu kan kalau kena nangka, itu kan bisa tambah mual, tambah enggak enak, begah gitu kan. kalau Manggar enggak, aman. Banyak loh peminatnya (gudeg manggar). Walaupun masih tetap didominasi usia 35 tahun ke atas, tapi tetap penerimaannya bagus,” kata Rinta.
Rinta menceritakan, sebelum Gudeg Manggar Luweng Kayu yang baru berdiri 2023 lebi, dahulu menjual gudeg manggar dan berbagai menu khas DIY lainnya dalam bentuk frozen secara online. Pemasaran online ini dilakukan selama dua tahun pertama sejak 2020, saat pandemi Covid-19 melanda. Rinta mencoba berjualan masakan khas DIY secara online dalam bentuk frozen ini pun untuk mengobati kerinduan masyarakat DIY yang berada di tanah rantau dan tidak bisa kembali lantaran pandemi. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: