Peringati Isra Mikraj, Keraton Yogyakarta Gelar Pengajian dan Ditutup Hajad Dalem Yasa Peksi Burak

Peringati Isra Mikraj, Keraton Yogyakarta Gelar Pengajian dan Ditutup Hajad Dalem Yasa Peksi Burak

Buah-buahan dan daun- daunan menjadi bentuk menyerupai Peksi Burak atau burung Buraq yang menjadi kendaraan Nabi Muhammad SAW saat menjalani Isra Mikraj.-DOK.-

DISWAYJOGJA – Keraton Yogyakarta menggelar pengajian di Kagungan Dalem Masjid Gedhe Keraton Yogyakarta, Rabu, 7 Februari 2024 malam. Pengajian tersebut menjadi penutup rangkaian Hajad Dalem Yasa Peksi Burak, tradisi Jawa untuk memperingati Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW.

Dari pantuan media, pengajian yang dimulai sekitar pukul 20.00 WIB dibuka Abdi Dalem Urusan Pengulon KRT DRS H Zuban Hadiningrat dengan membacakan riwayat Nabi Muhammad SAW. Pengajian yang digelar terbuka tersebut berlangsung selama kurang lebih 1,5 jam. Pada kesempatan itu, pembaca risalah didampingi KMT Sarihartaka Dipura sebagai penderek dan MAS Bekel Sepuh Amat Taufik Arifin SSos selaku pembaca doa.

Pada saat pengajian berlangsung, peserta pengajian dapat melihat miniatur pohon Peksi Burak yang sebelumnya pada pagi hari yang sama telah dibuat dan diarak dari Keraton Yogyakarta ke Masjid Gedhe. 

BACA JUGA:Tak Banyak Orang Tahu Inilah Arti Mendalam dari Tradisi Panggih di Keraton Yogyakarta

”Makna Peksi Burak ini adalah rangkaian wujud untuk memperingati Isra Mikraj. Waktu itu Nabi Muhammad SAW naik Peksi Burak (burung Buraq), itu yang diwujudkan jadi pohon buah,” ujar KMT Sarihartaka Dipura.

KMT Sarihartaka menyebutkan, berbagai buah yang disusun pada pohon Peksi Burak menjadi simbol kesuburan dan kemakmuran. “Jadi setelah Nabi Muhammad SAW pada waktu itu saking sakitnya langsung akhirnya mendapat mandat untuk salat lima waktu. Ragam buah tersebut merupakan wujud kesuburan dan kemakmuran untuk keluarga dan semua pengikut Nabi Muhammad SAW,” jelasnya.

Peksi Burak dirangkai dari potongan kulit jeruk bali yang dibentuk menyerupai kepala, leher, badan, dan sayap buraq. Peksi Burak kemudian disusun di atas pohon buatan yang terbuat dari rangka bambu menyerupai guci setinggi satu meter.

Usai pengajian, buah-buahan dalam rangkaian Peksi Burak dibagikan kepada Abdi Dalem Kanca Pengulon dan para peserta pengajian. Momentum tersebut mengakhiri rangkaian prosesi Hajad Dalem Yasa Peksi Burak.

BACA JUGA:7 Etika dan Tindakan yang Dilarang di Keraton Yogyakarta: Menjaga Kehormatan dan Tradisi Budaya

Sebelumnya, sejak pukul 09.00 WIB di Bangsal Sekar Kedhaton, Kompleks Keputren, GKR Mangkubumi, putri sulung Sri Sultan bersama dengan GKR Condrokirono, GKR Maduretno, GKR Hayu, dan GKR Bendara, serta Sentana Dalem merangkai buah-buahan dan daun- daunan menjadi bentuk menyerupai Peksi Burak atau burung Buraq yang menjadi kendaraan Nabi Muhammad SAW saat menjalani Isra Mikraj.

”Pentingnya kewajiban salat lima waktu yang ditandai dengan peristiwa Isra Mikraj, maka simbol Peksi Burak dirangkai GKR Mangkubumi. Berbeda dengan simbol dakwah lainnya, semisal gunungan, labuhan, rangkaian bunga nikahan dan sebagainya yang merangkai abdi dalem," kata Abdi Dalem Kanca Kaji Mas Penewu Ngabdul Wahab.

Pada pukul 15.00-16.00 WIB, Peksi Burak yang telah selesai dirangkai diarak menuju Kagungan Dalem Masjid Gedhe. Sebelum prosesi arak-arakan, Abdi Dalem Punakawan Kaji memimpin doa bersama yang diikuti semua hadirin yang ada di Bangsal Sekar Kedhaton.

BACA JUGA:Mengenang Masa Kelam Keraton Yogyakarta Pascaperistiwa Geger Sepehi

Setelah selesai doa, dibantu Abdi Dalem Suranata dan Kanca Abrit membawa Peksi Burak menuju Masjid Gedhe melewati pelataran keraton, keluar melalui Regol Kamandungan Lor, melewati Jalan Rotowijayan. Sesampainya di Masjid Gedhe, Abdi Dalem Suranata menyerahkan Peksi Burak kepada Abdi Dalem Pengulon di Masjid Gedhe Keraton Yogyakarta. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: