Aksi Majelis Muda Mengaji yang Ngadain Pengajian di Kafe-Kafe, Gandeng Mualaf Hingga Ulama

Aksi Majelis Muda Mengaji yang Ngadain Pengajian di Kafe-Kafe, Gandeng Mualaf Hingga Ulama

PENGAJIAN - Michael Gunadi Wijaya dan Gus Aqib Malik saat sharing dan mengisi acara Majelis Muda Mengaji di Kafe Rumah Kopi, Kota Tegal.-AGUS WIBOWO/RATEG-

TEGAL, DISWAYJOGJA - Menjamurnya kafe hingga tempat tongkrongan yang dimanfaatkan anak-anak muda untuk menghabiskan waktu, membuat Majelis Muda Mengaji (Memuji) meliriknya. Komunitas yang didalamnya berisi anak muda itu mengadakan kegiatan keagamaan di tempat-tempat yang berbeda.

Sengatan sinar matahari jelang terbenam pada Sabtu, 13 Juli 2024 sore, masih terasa saat berada di belakang Kafe Rumah Kopi di Jalan Gatot Subroto Debong Kulon Kota Tegal.

Kendati demikian, keramaian di Rumah Kopi sudah terlihat. Bahkan, bukan kalangan millenial saja yang duduk santai melainkan kaum emak- emak sosialita juga tak mau kalah. Namun, perbincangan mereka yang hadir di Rumah Kopi mendadak hening saat beberapa narasumber, seperti Michael Gunadi Wijaya (mualaf) yang merupakan warga Tegal dan memiliki julukan The Asian Composer dan Gus Aqib Malik mulai sharing dan mengisi acara.

BACA JUGA:Peringati Isra Mikraj, Keraton Yogyakarta Gelar Pengajian dan Ditutup Hajad Dalem Yasa Peksi Burak

Suara salawat pun mulai terdengar hingga mereka yang hadir di Rumah Kopi ikut bersama-sama bersalawat. ”Alhamdulillah ini adalah kegiatan yang ke 6. Tiap bulannya digelar di kafe yang berbeda-beda juga,” kata Ketua Memuji Brilianto Sulistyo ST.

Dia menjelaskan, Memuji merupakan komunitas anak-anak muda Tegal yang rutin menggelar pengajian dari tempat ke tempat di sekitar Tegal dan Brebes. Pengajian ke-6 kali ini juga masih berhasil membawa puluhan orang yang menyimaknya.

”Alhamdulillah pengajian ini ada sekitar 50 peserta yang berasal dari berbagai kalangan remaja, mahasiswa, ibu rumah tangga, pekerja, maupun profesi lainnya. Tentu saja acara ini sangat menarik bagi para remaja karena berhasil menyampaikan pesan tentang pentingnya memahami agama secara santai dan tidak kaku,” ulasnya.

Acara ini bukan hanya menjadi tempat pembelajaran, tetapi juga pengalaman yang membangun jaringan sosial, memperkaya pengetahuan tentang Islam, dan memperdalam pemahaman akan nilai-nilai perjalanan spiritual. Semangat yang hadir dalam acara ini menciptakan pengalaman berharga bagi semua peserta dan membantu menjaga nilai-nilai keberagaman serta toleransi yang menjadi bagian penting dari masyarakat Tegal.

Di tempat sama pembina Memuji Mustika Nurul Ainy BIBM menyebut bahwa dewasa ini, kaum milenial atau kaum muda hingga emak-emak sosialita selalu menyibukkan diri dengan kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat. Misalnya main game lewat android dan duduk atau menghabiskan waktu di warung kopi ataupun kafe-kafe.

”Dari situlah kami tergerak niat baik dan hati mulia beberapa pemuda milenial untuk menggelar pengajian di kafe-kafe atau warkop,” katanya.

BACA JUGA:Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW, SMK Peristek Kabupaten Tegal Gelar Pengajian Akbar

Menurut dia, ngaji yang digelar di kafe seperti ini tidak dipungut biaya ataupun yang lainnya. ”Memuji sengaja menggelar ngaji di kafe seperti ini memiliki tujuan untuk membentuk generasi milenial (muslim) yang berkarakter Islam dan berwawasan kebangsaan,” ujar wanita yang akrab disapa Mus- Mus.

Apalagi, kata dia, Memuji memiliki visi agar menjadi wadah bagi generasi milenial untuk membentuk pribadi muslim yang berkualitas yang berlandaskan Alquran dan As-Sunnah dengan pemahaman yang benar serta berkontribusi untuk agama dan negara.

”Termasuk misinya mendekatkan generasi milenial dengan ilmu dan ajaran Islam melalui jalur komunitas dakwah yang kreatif dan inovatif, membina serta mengembangkan ajaran Islam yang murni dan rahmatan lil ‘allamin,” ungkap Mustika.

Harapannya, gelaran ngaji bersama Memuji di kafe dapat memberikan manfaat bagi generasi millenial kedepannya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: