Pembagian Beras Bantuan Pangan dari PT Kantor Pos di Kota Tegal Semrawut

Pembagian Beras Bantuan Pangan dari PT Kantor Pos di Kota Tegal Semrawut

BERDESAKAN - Lurah Mintaragen Imron Rosyadi turun tangan mengatasi ribuan warga yang berdesakan mengantri beras .-AGUS WIBOWO/RATEG -

TEGAL, DISWAYJOGJA - PT Kantor Pos Indonesia bersama Bulog membagikan Beras Bantuan Pangan (Bapang) ke warga Kota Tegal. Kali ini, Senin (29/1), di hari yang sama, PT Kantor Pos Indonesia dan Bulog membagikan beras di 27 Kantor Kelurahan se Kota Tegal.

Pagi itu, sekitar pukul 08.00 WIB, ribuan orang di Kelurahan Mintaragen, Tegal Timur, Kota Tegal mulai memadati Kantor Kelurahan setempat. Meski cuaca cukup mendung, mereka tampak semangat karena mau menerima beras 10 kg setiap orangnya.

Sekitar pukul 10.00 WIB, ribuan warga tampak sudah memadati Kantor Kelurahan setempat. Padahal mereka mendapatkan undangan sekitar pukul 11.00 WIB.

BACA JUGA:Dikunjungi Gus Yahya, Sri Sultan Sanggupi Hadir pada Harlah NU

Sementara, beras baru datang ke kelurahan itu sekitar pukul 12.30 WIB. Alhasil tumpukan warga di lingkungan kantor kelurahan tak bisa dibendung. Hingga akhirnya kericuhan terjadi.

”Ini ikutnya masih mending mas. Sebab, pas beras baru datang, warga langsung menyerbu,” kata Lurah Mintaragen Imron Rosyadi.

Menurutn Imron, pihaknya nyaris beradu fisik dengan warga yang mengantre beras. Hal itu karena mereka terus berdesakan diantara calon penerima lainnya yang jumlahnya ribuan. Termasuk adanya bapak-bapak yang menyerobot antrean emak-emak yang berbaris.

BACA JUGA:New MG ZS EV Hasil kolaborasi Inggris dan Indonesia menghadirkan SUV listrik canggih Tahun 2024

”Untuk Mintaragen ada 1.645 warga penerima beras dari PT Pos Indonesia dan penyedia berasnya dari Bulog. Pembagian beras ini harus selesai dalam sehari,” jelasnya.

Imron menyebut, kelurahan hanya sebagai tempat untuk membagi per warga 10 kg. Semua warga penerima beras, terdata langsung dari Pos Indonesia atau melalui Dinsos.

”Jadi ketika ada warga kurang mampu tidak dapat, mohon untuk tidak protes kepada RT maupun RW. Sebab, dalam pembagian beras ini, kelurahan hanya sebagai lokasi penyaluran saja,” ungkapnya.

Imron mengaku kasihan kepada lansia yang ikut antre. Termasuk kepada warga disabilitas dengan menggunakan kursi roda. Karena itu, dirinya berusaha membantu agar mereka bisa prioritas dalam menerima beras 10 kg.

BACA JUGA:Beli Mobil Terbaru 2024?? Simak Daftar Harga dan Simulasi Kredit Mobil Baru Suzuki APV, Spek Lebih Sangar!

”Ya kami juga baru kali ini melihat penyaluran beras yang semrawut dan rawan kericuhan. Sebab, biasanya kami membagi dengan sistem, melalui RT-RW atau pembagian dilakukan dengan waktu yang berbeda. Tujuannya agar pembagian bisa berjalan kondusif dan lancar serta tidak ada kesemrawutan. Dimana saat ini terjadi hampir di semua kelurahan se Kota Tegal,” ungkapnya.

Bahkan proses pembagian beras ini, lanjut dia, dipastikan bisa sampai malam hari. Sebab, sampai dengan sore, antrean panjang masih terlihat. ”Makanya meski kelurahan sebagai tempat penyaluran, tapi kami memiliki tanggung jawab mengawasi penyaluran bisa berjalan dengan lancar dan tanpa kendala. Sebab, kami khawatir ada kejadian tak diinginkan terjadi dan nanti kami yang disalahkan,” ungkapnya.

Sementara itu, Amanah, warga RW 08 Mintaragen mengaku, sejak pukul 10.00 WIB dirinya sudah antre. Namun demikian, hingga pukul 15.30 WIB tak kunjung dapat beras. ”Tadi saya sudah manggil menantu agar datang,” aku nenek berusia 64 tahun.

Hal serupa dikatakan oleh warga penerima beras lainnya, Eri. Dia mengaku semestinya PT Pos Indonesia atau Bulog bisa menyerahkan teknis pendistribusian beras kepada kelurahan saja. Dengan demikian, pihak kelurahan bisa membaginya ke RT/RW atau teknis lainnya yang menciptakan suasana kondusif.

”Lihat saja, banyak kaum lansia yang ikut antre hanya mendapatkan 10 kg beras. Antrean panjang ini layaknya zaman masa dahulu. Ini jelas sangat mirip sekali,” bebernya.

Dia menambahkan, pembagian beras ini justru dinilai tidak memanusiakan manusia, karena banyak lansia sebagai penerima rela berjam-jam berdesakan mengantre hanya untuk mendapatkan beras saja.

”Dalam kartu atau surat penerimaan beras, ada 6 barcode mulai bulan Januari - Juni 2024 warga akan menerima beras. Kami berharap PT Pos Indonesia atau Bulog bisa mengevaluasi proses pendistribusian beras atas kejadian ini,” harapnya.

Di tempat yang sama, Umi Farkhatun, petugas Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Dinsos Kota Tegal menyebut bahwa hampir semua Kelurahan di Kota Tegal mendapatkan bapang beras. Akibatnya, semua kelurahan padat dengan ribuan warga penerima.

”Baik di Mintaragen, Panggung dan kelurahan lain lumayan ricuh. Bahkan ada yang dorong-dorongan gerbang pintu kelurahan,” tutupnya. (*) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: