Kenapa Anak Muda Cenderung Mudah Terjerat Menggunakan Paylater? Ini Penjelasannya!

Kenapa Anak Muda Cenderung Mudah Terjerat Menggunakan Paylater? Ini Penjelasannya!

Alasan anak muda mudah gunakan paylater--

DISWAY JOGJA - Layanan paylater alias beli dulu bayar nanti memang menjadi satu dari sekian layanan keuangan digital yang banyak digunakan oleh orang-orang.

Paylater ini banyak digunakan karena menawarkan kemudahan didalam pengajuannya serta persyaratan yang tidak terlalu memusingkan sekalipun bagi orang awam.

BACA JUGA: Hati-Hati, WhatsApp Milikmu Bisa Disadap Pinjol Ilegal! Simak Penjelasannya Disini

Salah satu yang banyak menggunakan layanan paylater ini adalah para anak muda yang memiliki banyak kebutuhan dalam sehari-harinya.

Sebagaimana data yang diambil dari ResearchandMarkets.com Mencatat jika cukup banyak anak muda yang terjerat PayLater sebanyak 51,6 persen dari total pembayaran tahunan di Amerika Serikat pada tahun 2023 dilakukan melalui pay later dan setara dengan 2.133 juta dollar. 

Sebuah fakta menarik yang perlu diperhatikan, terutama di Indonesia, bahwa banyak banyak anak muda terjerat Paylater menjadi konsumen utama yang kerap menggunakan layanan Paylater ini.

Menurut laporan dari PYMNTS, banyak anak muda terjerat Paylater di Amerika Serikat ini adalah mereka yang rata-rata menggunakan Paylater dengan nominal 1.692 juta dolar atau setara dengan 25,94 juta rupiah.

BACA JUGA: Skor Kredit Buruk Saat Ingin Ajukan Pinjol? Simak 3 Tips Berikut Agar Tetap Berhasil

Angka ini ternyata lebih tinggi dibandingkan dengan konsumen para pengguna yang berusia lebih tua, dimana hanya mencapai 1.006 juta dolar atau sekitar 15,42 juta rupiah. 

Fenomena ini pada akhirnya menampilkan cerminan akan kecenderungan anak muda yang lebih besar dalam mengeluarkan uang menggunakan layanan paylater ini.

Para anak muda ini cenderung menggunakan Paylater untuk pembelian barang-barang dengan skala yang praktis dan kecil.

Data sendiri menunjukkan bahwa 39 persen dari pengguna Paylater memanfaatkannya untuk membeli pakaian, diikuti oleh pembelian yang lain meliputi bahan makanan dan pembayaran di restoran. 

Hal ini tentunya akan menciptakan pola konsumsi yang perlu Kamu sebagai pengguna perhatikan, mengingat dampak jangka panjang dari hutang yang nantinya akan diakumulasi melalui layanan ini.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: