10 Bulan, Demam Berdarah di Brebes Total 627 Kasus, 7 Meninggal

10 Bulan, Demam Berdarah di Brebes Total 627 Kasus, 7 Meninggal

FOGGING - Pengasapan fogging dilakukan berkala pada wilayah endemis demam berdarah yang masih terdapat kasus baru.-SYAMSUL FALAQ/ RATEG -

BREBES, DISWAYJOGJA - Sepanjang September hingga Oktober 2023, kasus demam berdarah di Kabupaten Brebes bertambah 89 pasien. Jumlah tersebut, menambah daftar panjang total kasus dalam 10 bulan terakhir. Yakni, sebanyak 627 kasus sejak Januari-Oktober dan 7 pasien dinyatakan meninggal dunia.

BACA JUGA:Disebut Bisa Sembuhkan Demam: Inilah 5 Manfaat Tersembunyi Air Kelapa Muda yang Luar Biasa!

Akumulasi kasus demam berdarah, merupakan hasil pendataan Dinas Kesehatan dari 17 kecamatan yang menjalani pengobatan di rumah sakit.

Kepala Dinkes Brebes melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr Adhi Pujo Astowo menyampaikan, berdasarkan rekapitulasi data jumlah kasus Demam Berdarah trennya sudah mengalami penurunan. Termasuk, nihilnya pasien meninggal dunia sejak bulan Agustus hingga Oktober. Artinya, tingkat kesembuhan kasus lebih maksimal dan fatalitas kondisi pasien bisa diminimalisir.

BACA JUGA:Destinasi Wisata Lengkap dengan Pemandian Air Panas, Kolam Renang, dan Taman Air di Tegal Jawa Tengah

”Rincian kasus demam berdarah, meliputi 43 kasus sepanjang Oktober. 46 kasus pada September, Agustus tercatat 37 kasus. Kemudian, Juli 58 kasus satu meninggal, 67 kasus sepanjang Mei satu meninggal. April, 71 kasus 2 meninggal, Maret 60 kasus 2 meningga, Februari 87 kasus dan Januari 92 kasus satu meninggal,” ungkap Adhi Pujo Astowo, Rabu (01/11/2023) siang.

Berdasarkan klasifikasi usia pasien, lanjut Adhi, demam berdarah masih didominasi usia anak. Bahkan, tingkat sebarannya hampir merata di 17 kecamatan dengan enam wilayah endemis. Yakni, Brebes, Bumiayu, Wanasari, Jatibarang, Banjarharjo dan Bulakamba. Namun, dari sisi fatalitas dan jumlah pasien yang meninggal dunia angkanya turun dibandingkan 2022 lalu.

”Angka fatalitas pasien DB meninggal, tahun 2022 mencapai 8 kasus dalam 8 bulan. Sedangkan, tahun ini dalam 10 bulan hanya tujuh pasien yang meninggal,” terang Adhi.

Sementara itu, Pemegang Program Demam Berdarah Anggi Rahmadian menambahkan, berdasarkan klasifikasi kasus demam berdarah masih didominasi Demam Dengue daripada Demam Berdarah Dengue. Artinya, tingkat fatalitas kasus yang dialami pasien bisa lebih tertangani maksimal. Namun, masih terdapat kasus Dengue Shock Syndrome dengan fatalitas pasien meninggal dunia.

”Sepanjang Oktober, 43 kasus meliputi DD 40, DBD 3. September 46 kasus, meliputi 42 DD 4 DBD. Agustus 37 kasus, 31 DD dan 6 DBD, Juli 58 kasus satu meninggal meliputi 40 DD, 18 DBD. Mei, 67 kasus satu meninggal rinciannya 48 DD, 18 DBD dan 1 DSS. April 71 kasus 2 meninggal, meliputi 64 DD, 6 DBD dan 1 DSS. Maret 60 kasus 2 meninggal yakni 46 DD, 11 DBD dan 3 DSS. Februari 87 kasus 60 DD, 26 DBD dan 1 DSS. Januari, 92 kasus satu meninggal meliputi 77 DD, 13 DBD dan 2 DSS,” jelasnya. (*) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: