11 Istilah Unik Proses Pembuatan Batik yang Wajib Kamu Ketahui, No 6 Bikin Geleng-Geleng Kepala

11 Istilah Unik Proses Pembuatan Batik yang Wajib Kamu Ketahui, No 6 Bikin Geleng-Geleng Kepala

Proses Pembuatan Batik Menggunakan Canting--

Disway Jogja - Batik adalah seni tradisional dalam pembuatan kain dengan menggunakan teknik pemalaman lilin dan pewarnaan, menghasilkan motif-motif yang indah dan khas. Seni batik telah ada sejak berabad-abad lalu dan merupakan bagian penting dari budaya Indonesia, terutama Jawa. Namun, sekarang batik juga dikenal dan dihargai secara internasional sebagai warisan budaya dunia.

Batik sendiri memiliki beberapa teknik dalam pembuatanya, antara lain yaitu teknik printing yang merupakan teknik pembuatan batik secara modern. Teknik cap yaitu melukis batik menggunakan alat cap dan yang terakhir teknik batik tulis yang mana lukisanya digambar secra manual

mengguanakan tangan sehingga penyelesaianya bisa mencpai lebih dari 2 hingga 3 bulan.

Untuk menciptakan satu potong kain batik biasanya memerlukan waktu yang relatif lama. Pembuatanyapun tidak ditangani oleh satu orang saja, melainkan beberapa orang yang tugasnya berbeda.

Nah adapun langkah-langkah pembuatan batik adalah sebagai berikut :

1. Siapkan peralatan membatik

Beberapa peralatan batik yang harus dipersiapkan antara lain :

Kain yang biasa digunakan untuk membuat batik adalah kain mori, kain katun, kain paris, kain serat nanas dan kain sutra. Namun yang paling sering digunakan yaitu kain mori.

Canting adalah alat yang digunakan untuk menggambar dan atau menuliskan malam/lilin panas di atas kain sesuai dengan gambar sketsa.

Gawangan yaitu alat yang digunakan untuk menempatkan atau membentangkan mori yang akan dibatik.

Wajan yaitu tempat yang digunakana untuk memanaskan malam.

lilin atau biasa disebut malam yaitu bahan yang digunakan untuk menutup bagian-bagian tertentu dari kain.

2. Nganji / Nyekuli

Sebelum kain mori dibatik, biasanya dilemaskan terlebih dahulu agar kain lebih mudah untuk di gambar. Caranya yaitu dengan merendam mori dalam air selama satu malam, kemudian dicuci selama satu perempat jam dan direbus dalam

air kanji atau tajin (air rebusan beras yang kadang diberi campuran daun bambu dan sedikit gamping).

3. Ngemplong

Setelah dikanji, kain lalu dikemplong, yaitu digulung kemudian diletakkan di atas papan atau tempat yang datar dan dipukuli dengan ganden (palu kayu).

Proses menganji dan mengemplong ini dilakukan agar cairan malam yang nantinya digoreskan diatas kain tidak terlalu meresap ke dalam serat tenunan. Dengan demikian malam dapat dengan mudah dihilangkan.

4. ngelngrengi dan nerusi

 

Setelah kain menjadi lemas, maka tahap berikutnya adalah ngengrengi dan nerusi, yaitu membuat pola pada mori dengan menggunakan malam.

Saat di Padepokan saya melihat dua pengrajin batik yang sedang membuat pola garuda di atas kain.

5. Ngiseni / Ngisen-isen

 

Setelah pola terbentuk, tahap selanjutnya adalah ngiseni, yakni menggambar kain mengikuti pola yang sudah dibentuk dengan menggunakan canting.

Biasanya dalma menyanting didahului dengan mewarnai pola bagian luar terlebih dahulu setelah itu barulah mewarnai bagian dalam atau isinya (ngiseni).

Dalam proses membatik, pengrajin harus memperhatikan posisi duduk, Yaitu dengan meletakkan kompor/wajan di sebelah kanan. Gunanya untuk mempermudah mengambil malam.

6. Nemboki atau Mbiriki

Setelah menggambar batik menggunakan canting langkah selanjutnya yaitu nemboki atau mbiriki. Nemboki dilakukan untuk menutup bagian kain menggunakan malam yang tidak ingin terkena warna agar tetap putih.

7. Medel

Tahap selanjutnya adalah medel atau nyelup untuk memberi warna putih supaya hasilnya sesuai dengan yang diinginkan. Proses medel dilakukan beberapa kali agar warna putih menjadi lebih pekat.

8. Ngerok

Ngerok yaitu menghilangkan lilin klowongan agar jika disoga bekasnya berwarna coklat. Alat yang digunakan untuk ngerok adalah cawuk yang terbuat dari potongan kaleng yang ditajamkan sisinya.

9. Mbironi

Setelah dikerok, kemudian dilanjutkan dengan mbironi. Dalam proses ini bagian-bagian yang ingin tetap berwarna biru dan putih ditutup malam dengan menggunakan canting khusus agar ketika disoga tidak kemasukan warna coklat.

10. Nyoga

Setelah itu, dilanjutkan dengan nyoga, yakni memberi warna coklat dengan ramuan kulit kayu soga, tingi, tegeran dan lain-lain. Untuk memperoleh warna coklat yang matang atau tua, kain dicelup dalam bak berisi ramuan soga, kemudian ditiriskan. Proses nyoga dilakukan berkali-kali dan kadang memakan waktu sampai beberapa hari. Namun, apabila menggunakan zat pewarna kimia, proses nyoga cukup dilakukan sehari saja.

11. Nglorot

Proses selanjutnya yang merupakan tahap akhir adalah nglorot, yaitu membersihkan malam. Caranya, kain mori tersebut dimasukkan ke dalam air mendidih yang telah diberi air kanji supaya malam tidak menempel kembali. Setelah malam luntur, kain mori yang telah dibatik tersebut kemudian dicuci dan diangin-anginkan supaya kering.

Demikian cara membuat batik, semoga dapat membantu.(*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: