Demo Tolak BBM Naik di Tegal Diwarnai Saling Dorong
Seratusan mahasiswa yang tergabung dalam PMII Tegal melakukan aksi unjuk rasa penolakan kenaikan harga BBM di depan Kantor Bupati Tegal, Kamis sore (8/9). (Yeri Noveli/Radar Tegal)--
TEGAL (DISWAY JOGJA) - Sekitar seratus mahasiswa melakukan aksi demo di depan kantor Bupati Tegal, Kamis sore (8/9). Mahasiswa yang tergabung dalam Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Tegal ini menolak kenaikan harga BBM bersubsidi.
Mereka berorasi di depan kantor Bupati Tegal dengan pengeras suara. Demo itu juga diwarnai aksi saling dorong antara mahasiswa dengan anggota Polisi yang sudah berjaga-jaga di depan kantor Bupati Tegal.
Bersitegang terpaksa terjadi lantaran awalnya mahasiswa tidak bisa bertemu dengan Bupati Tegal Umi Azizah. Namun, setelah melakukan negosiasi antara mahasiswa dengan Polisi, akhirnya Bupati Tegal Umi Azizah menemuinya. Bahkan, Bupati juga menandatangani 6 tuntutan mahasiswa.
Adapun, tuntutan para mahasiswa itu yakni, pertama menolak kenaikan harga BBM. Kedua, Pemerintah harus memberantas para mafia BBM. Ketiga, Pemerintah harus menerapkan subsidi tepat sasaran. Keempat, Pemerintah harus transparansi penyaluran subsidi tepat sasaran. Kelima, Mendorong Pemkab Tegal menaikkan UMK Kabupaten Tegal dan keenam Mendesak Pemkab Tegal untuk segera memperbaiki infrastruktur Kabupaten Tegal.
”Sebenarnya kami sempat kecewa dengan Bupati karena tidak langsung menemui kami. Sehingga tadi sempat ada aksi dorong-dorongan antara mahasiswa dengan Polisi,” kata Koordinator Aksi, Syahirul, di sela-sela unjuk rasa.
Syahirul berharap, aspirasi 6 tuntutan itu agar disampaikan Bupati kepada pemerintah pusat. Utamanya penolakan harga BBM bersubsidi. Sebab, dengan adanya kenaikan harga BBM, perekonomian rakyat semakin sulit. ”Kami minta, Bupati menyampaikan aspirasi kami kepada Presiden,” tegas Syahirul.
Sementara, Bupati Tegal Umi Azizah mengaku bakal menyampaikan aspirasi itu kepada pemerintah pusat. Bupati yang didampingi Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Tegal Akhmad Fatikhudin itu sangat mengapresiasi sikap para mahasiswa. Selain cerdas, para mahasiswa juga peka terhadap kondisi ekonomi rakyat Indonesia. Terutama dalam menyikapi kenaikan harga BBM bersubsidi ini. ”Kami akan menyampaikan aspirasi ini ke Pemerintah Pusat. Semoga bisa direalisasi,” tegasnya.
Setelah Bupati Tegal menandatangani tuntutan tersebut, para mahasiswa membubarkan diri dengan damai. Mereka pulang dengan tertib tanpa melakukan aksi anarkis.
Pada pagi harinya, aksi unjuk rasa juga terjadi. Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Tegal melakukan unjuk rasa di depan kantor Bupati Tegal, Kamis siang (8/9). Mereka menuntut supaya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi diturunkan.
Demonstrasi para mahasiswa Politeknik Harapan Bersama (Harber) Kota Tegal dan Politeknik Muhammadiyah Kota Tegal ini mendapat pengawalan ketat dari anggota Polres Tegal dan Satpop PP Kabupaten Tegal.
Dalam unjuk rasa itu, para mahasiswa yang berjumlah sekitar 50 orang tersebut membentangkan banner yang bertuliskan 'Menolak Kenaikan Harga BBM' , 'Mahar Boleh Naik, BBM Jangan' dan 'BBM Naik, Rakyat Semakin Sulit'. Tidak hanya tulisan itu, para mahasiswa juga menulis 'HBD Ibu Puan'.
Koordinator Aksi Abdurahman Wahid mengatakan, kenaikan BBM sangat berdampak bagi masyarakat Indonesia. Mulai dari hulu hingga hilir. Karenanya, dia meminta agar harga BBM diturunkan kembali. Termasuk kepada Polri harus tegas terhadap para mafia minyak dan gas. ”Kami menolak kenaikan harga BBM. Kami minta anggota DPRD Kabupaten Tegal menyampaikan aspirasi mahasiswa kepada DPR RI. Sehingga harga BBM diturunkan kembali,” tegas Abdurahman Wahid.
Dalam aksi unjuk rasa itu, para mahasiswa menunggu hasil aspirasinya sampai 3 hari ke depan. Jika harga BBM tidak turun, terpaksa seluruh mahasiswa di Tegal dan sekitarnya bakal turun ke jalan lagi. ”Kami akan menerjunkan mahasiswa yang lebih banyak lagi,” tegasnya.
Sementara, Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Tegal, H. Mumin yang menemui para pendemo berjanji bakal menyampaikan aspirasi tersebut kepada pemerintah pusat atau DPR RI. Dia meminta para mahasiswa untuk bersabar. ”Kami akan menyampaikan aspirasi ini,” ujarnya.
Setelah pernyataan sikap ditandatangangi oleh Mumin, para mahasiswa pun membubarkan diri. Mereka kembali lagi dengan suasana damai. Bahkan, para mahasiswa sempat memberikan selamat Dirgahayu Polwan kepada anggota polisi wanita Polres Tegal. (yer)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: radar tegal