Kenaikan Harga BBM Bikin Okupansi Hotel di Jogja Turun, Haruskah Tarif Hotel Naik?
Ilustrasi - BBM bikin hotel jadi sepi. --
YOGYAKARTA, DISWAYJOGJA.ID - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tidak hanya berdampak pada harga barang-barang kebutuhan pokok yang melonjak.
Sektor perhotelan dan restoran juga turut terdampak karena biaya pariwisata mulai menyesuaikan dengan harga BBM.
Data dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menunjukkan bahwa rata-rata tingkat hunian kamar hotel di Jogja menurun hingga 30 persen.
BACA JUGA:Rayakan Ulang Tahun ke-10, Grand Artos Hotel Dapat Kado Istimewa Sertifikat ISO 9001 dan 14001;2015
"Yang biasanya tingkat hunian 60 sampai 70 persen, sekarang baru mencapai 50 persen setelah harga BBM naik," kata Ketua PHRI DIY Deddy P Eryana, Kamis 8 September 2022.
Menurut dia, penurunan tingkat hunian hotel paling parah dirasakan hotel bintang dua ke bawah.
Meski tidak signifikan, hotel bintang tiga sampai lima masih tertolong meeting, Incentive, convention, exhibition (MICE) dari instansi pemerintah maupun swasta.
"Pembatalan 30 persen itu banyak ya, meskipun lebih rendah dibandingkan saat pandemi," kata dia.
Naiknya biaya transportasi, menurut Deddy, memicu para tamu hotel terpaksa menunda atau membatalkan agenda ke Yogyakarta.
"Karena biaya transportasinya naik otomatis yang pakai bus, rombongan kecil maupun besar menunda atau membatalkan karena saat tarif (transportasi) mau dinaikkan mereka tidak mau," ujar dia.
Kondisi itu, membuat para pelaku usaha perhotelan gamang untuk menaikkan tarif layanan di saat daya beli masyarakat sedang menurun.
BACA JUGA:Hotel Bintang 4 di Magelang Ini Beri Diskon 45% Semua Makanan dan Minuman Tiap Hari Selama Agustus
"Ini menjadi dilema bagi kami. Daya beli masyarakat turun, tetapi di sisi lain biaya operasional kami naik," ujar Deddy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: jpnn