Hasil Olah TKP di Rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo: Kompolnas Benny Mamoto Bantah Adanya Kejanggalan
Brigadir Nopryansah atau Brigadir J dan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo (ist) --
JAKARTA (Disway Jogja) – Sekretaris Kompolnas Irjen (Purn) Benny Mamoto membantah adanya kejanggalan dalam kasus tewasnya Brigadir Nopryansah Hutabarat atau Brigadir J dalam peristiwa baku tembak di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
Dia mengaku sudah turun ke lapangan meninjau tempat kejadian perkara (TKP) dan melihat foto-foto yang ada, sekaligus pengumpulan data serta bukti dari para saksi.
“Tidak ada (kejanggalan dalam peristiwa itu). Jadi kasus ini kan memang berawal dari terjadinya pelecehan seksual yang dilakukan oleh Brigadir J,” jelas Benny Mamoto dikutip dari tayangan Kompas Tv, Rabu (13/7/2022).
“Dia masuk ke kamar istri (Kadiv Ferdy Sambo) lalu Bharada E dengar (suara minta tolong dan) langsung turun untuk mengecek ada kejadian apa,” jelasnya lagi.
“Nah setelah turun ternyata ditemui di situ ada Brigadir J yang justru malah menodongkan senjata kemudian melakukan tembak. Kemudian terjadilah tembak-menembak yang akhirnya Brigadir J meninggal dunia,” jelas Benny.
Banyak orang bertanya, mengapa tujuh tembakan Brigadir J tidak ada yang mengenai Bharada E, sementara lima tembakan dari Bharada E itu kena semua ke Brigadir J.
“Nah yang pertama perlu dijelaskan bahwa kondisi Brigadir J ini dalam keadaan panik, dalam keadaan tidak fokus untuk membidikkan senjatanya karena kaget ketahuan,” katanya.
“Sehingga arah tembakannya tidak menentu, di samping itu juga terhalang oleh tangga,” katanya.
“Sementara Bharada E dapat fokus karena dia ada di atas bisa mengarahkan senjatanya ke Brigadir J, ini posisinya sehingga memudahkan dia membidik,” kata Benny.
“Di samping itu Bharada E ini ternyata memang juara menembak dari Brimob hingga bidikannya tepat, itu dalam sisi masalah (skil) tembakan,” lanjut Benny.
Terkait beredarnya isu masalah ada luka sayatan dan luka-luka hingga terlihat lebam, Benny memberikan klarifikasi.
BACA JUGA:Putri Ferdy Sambo yang Jadi Korban Pelecehan Brigadir J, Sudah Membuat Laporan Polisi
“Sudah kami klarifikasi kami melihat langsung foto-fotonya tidak ada luka sayatan yang ada adalah luka bekas pecahan peluru,” katanya.
“Kalau sayatan itu tipis ya seperti kena pisau itu kan tipis, itu tidak (terlihat ada). Kemudian juga dikatakan bahwa jarinya putus (itu) tidak, jarinya memang luka karena ketika dia megang pistol kena tembakan dari Bharada E,” jelas Benny.
Selain itu, sambung Benny, saksi mengatakan tidak ada pemukulan yang terjadi dalam peristiwa itu.
“Ketika melepas tembakan dan pelurunya itu mengenai benda lain baru mengenai tubuh, proyektil itu pecah, maka lukanya belum tentu selebar lingkarannya itu kalau kena peluru utuh,” jelas Benny.
Sementara, terkait dengan pertanyaan mengapa tiga hari kemudian baru disampaikan ke publik, Benny menyebut bahwa pada saat itu adalah Hari Raya Idul Adha.
“Kita semua tahu dan itu Hari Raya Idul Adha dan kejadian sore, sehingga polisi yang fokus untuk olah TKP untuk mengumpulkan bukti dan tentunya semua orang sedang liburan atau sedang merayakan Idul Adha,” katanya.
“Selain itu, masalah ini cukup sensitif tentunya harus dipastikan dulu kejadian sesungguhnya, baru kemudian bisa dirilis,” jelas Benny.
Sementara saat konferensi pers di Mabes Polri, Kompolnas Benny Mamoto juga menekankan bahwa Tim Khusus yang dibentuk oleh Polri melibatkan Kompolnas dan Komnas HAM.
BACA JUGA:Putri Candrawathi Diduga Selingkuh dengan Brigadir J, Kombes Budhi: Tidak Ada Bukti
Mereka akan terbuka terhadap masukan publik dalam mengusut kasus polisi tembak polisi yang menewaskan Brigadir Nopryansah Hutabarat atau Brigadir J.
Benny berharap penyelidikan ini bisa memberikan informasi yang akurat.
“Kemudian juga kami tentunya juga menyarankan semua masukan dari publik, saya yakin pihak tim akan terbuka dan diharapkan dengan bisa meng-clear-kan satu per satu isu nanti dikaitkan dengan temuan fakta di lapangan, maka publik nanti dapat mendapatkan informasi yang betul-betul akurat dan dapat dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan,” kata Benny dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (13/7/2022).
Benny kemudian menyebutkan, di era media sosial ini, pihaknya dihadapkan pada tantangan yang lebih berat. Sebab, kata dia, banyak yang bertanya mengenai kasus ini.
“Era sekarang era media sosial ini memang kita dihadapkan pada tantangan yang lebih berat karena beredarnya isu, kami sendiri dari Kompolnas juga berkali-kali ditanya soal isu-isu yang berkembang, katanya.
“Tapi kembali kita harus bisa menjawab dengan fakta yang kita temukan dan fakta yang valid serta teruji,” jelasnya.
Kemudian, Benny memohon dukungan dalam mengusut kasus penembakan di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo itu.
Sekretaris Kompolnas ini berharap publik bisa mendapatkan jawaban dan kesimpulan atas peristiwa ini. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: pojoksatu