Gerak Cepat, DLH Sleman Dorong pemilahan Sampah Sebagai Upaya Jangka Pendek Atasi Problem Persampahan di Piyun

Gerak Cepat, DLH Sleman Dorong pemilahan Sampah Sebagai Upaya Jangka Pendek Atasi Problem Persampahan di Piyun

SLEMAN (Disway Jogja) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman gerak cepat mengantisipasi persoalan sampah sebagai dampak dari penutupan tempat pembuangan akhir (TPA) Piyungan Bantul.

Jangka pendek, Dinas bersama stakeholder mengoptimalkan pengelolaan sampah di seluruh transfer depo dan TPS 3R. Artinya mengoptimalkan adalah dengan memilah sampah.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman Epiphana Kristiyani mengatakan, selama ini sampah yang masuk ke transfer depo masih bercampur menjadi satu.

Saat ini ada 13 transfer depo yang masih aktif dari sekitar 16 yang ada di Sleman dan 23 TPS 3R. Langkah pemilahan ini, sekaligus untuk mengoptimalkan kemanfaatan. Yakni untuk sampah organik dan mengolahnya menjadi kompos. Sedangkan sampah anorganik akan menjadi lapak atau rongsok yang laku dijual.

Memang, tidak semua sampah bisa dimanfaatkan sebelum masuk ke tempat pembuangan sampah akhir. Namun dengan cara ini, maka suplai sampah dari Sleman tinggal menyisakan sampah residu yang memang tidak bisa dimanfaatkan lagi.

"Kalau tinggal residu, terpaksanya kami harus menyimpan sementara sampah itu di transfer depo kan volumenya sudah jauh berkurang dan meminimalisir bau," kata Epi, Rabu (11/5/2022).

Ia mengatakan, proses pemilahan sudah dilakukan. Epi bersama tim berkeliling ke 4 transfer depo untuk melihat langsung upaya pemilahan yang dilakukan. Hasilnya ternyata cukup mengejutkan.

"Ternyata, dengan pemilahan saja kita bisa mengurangi timbunan sampah hingga 50 sampai dengan 70 persen. Artinya, kalau langkah ini diimbangi dengan kesadaran masyarakat untuk mengurangi penggunaan bahan-bahan yang nantinya akan menjadi residu sampah, saya yakin persoalan sampah akan mudah diselesaikan," kata Epi sembari menyebut residu sampah di antaranya adalah pampers, kemasan stereofom dan lain sebagainya.

Epi menegaskan, upaya mengatasi persoalan sampah harus dilakukan bersama pemerintah dan masyarakat. Masyarakat diminta mulai berubah dalam mengelola sampah. Masyarakat harus belajar untuk mengurangi sampah rumah tangga dan sejak awal memilahnya.

"Artinya pemerintah bekerja, tapi masyarakat juga berpartisipasi. Saya koq melihat penutupan TPS Piyungan itu bukan musibah semata ya. Justru ini menyadarkan kita untuk lebih bijak mengelola sampah," tandasnya

Selain itu, Pemkab Sleman juga merencanakan akan membangun sendiri TPST. Direncanakan TPST akan dibangun di wilayah Sleman Barat, Tengah dan Timur.

"Target kami, TPST pertama sudah mulai beroperasi 2023. Kemudian menyusul yang lain," lanjutnya.

Sampah dari Kabupaten Sleman Capai 700 Ton Per Hari

Ditanya volume sampah dari Kabupaten Sleman, Epi mengatakan per hari mencapai 700 ton. Dari jumlah itu, yang bisa ditangani dan diangkut ke TPS Piyungan sekitar 300 ton perhari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: