Liburan Nataru di Bantul Diprediksi Sepi Wisatawan Turun Drastis, Cuaca dan Momentum Jadi Faktor
Wisatawan di Pantai Parangtritis, Bantul, Desember 2025. Suasana liburan akhir tahun lebih sepi dari tahun sebelumnya, pengunjung memantau prakiraan cuaca sebelum beraktivitas.--Foto: Kristiani Tandi Rani/diswayjogja.id
BANTUL, Diswayjogja.id – Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul memprediksi jumlah wisatawan yang datang pada Desember tahun ini akan mengalami penurunan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sub Koordinator Kelompok Substansi Promosi Kepariwisataan Dispar Bantul, Markus Purnomo Adi, menyampaikan angka kunjungan selama Desember 2025 diperkirakan hanya berada di kisaran 155.000–160.000 wisatawan, jauh di bawah capaian Desember tahun lalu yang mencapai sekitar 250.000 pengunjung.
"Prediksi saya di Desember ini sekitar 155 sampai 160 ribu. Tahun kemarin itu 250 ribuan,” katanya, Sabtu (6/12/2025).
Penurunan cukup tajam juga diperkirakan terjadi pada masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Bila pada Nataru tahun lalu yang dihitung mulai 24 - 31 Desember, Bantul mencatat 120.692 wisatawan, maka pada tahun ini angka tersebut kemungkinan merosot menjadi 50.000–55.000 pengunjung saja.
"Tahun ini prediksi saya di 50 sampai 55 ribu orang,” tambahnya.
Menurutnya, penurunan ini berkaitan dengan tren kunjungan selama Januari–November yang turun sekitar 35% dibandingkan tahun sebelumnya.
BACA JUGA : Populer dan Menarik! Rekomendasi Tempat Wisata Viral Palu 2025, Wajib Mampir Saat Liburan
BACA JUGA : Bupati Bantul Sebut Jembatan Kabanaran Jadi Magnet Baru Pariwisata dan Investasi
"Perhitungan kumulatif Januari–November tahun kemarin dengan tahun sekarang itu turun sekitar 35%,” sebutnya.
Ia mengatakan sejumlah faktor turut memengaruhi keputusan masyarakat untuk berlibur.
"Masih ada larangan studi tour dari beberapa daerah lain, sehingga jumlah rombongan pelajar yang berkunjung ke Bantul berkurang,” ujarnya.
Kondisi cuaca juga menjadi perhatian calon wisatawan.
Ia menambahkan, masyarakat kini lebih berhati-hati dan kerap memantau prakiraan BMKG sebelum merencanakan perjalanan.
“Selain itu, daya beli masyarakat belum pulih seperti sebelum pandemi, sehingga mereka lebih selektif mengatur anggaran liburan,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: