Biaya Capai Rp 2 M untuk Penanganan Sementara, Bantul Bangun Aliran Sungai Baru di Srikeminut
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih memberikan keterangan pers di Kantor Bupati Bantul, Jumat (5/12/2025).--Foto: Kristiani Tandi Rani/diswayjogja.id
BACA JUGA : Dari Pantai Hingga Bukit, Inilah Berbagai Spot Sunset di Bantul dengan Pemandangan Paling Indah
BACA JUGA : 14.000 KTP Pemula di Bantul, Tantangan Usia Bikin Target Nyaris Tertunda
Ia menjelaskan bahwa Februari menjadi fase paling ekstrem dari perubahan cuaca, sebelum situasi berangsur menurun.
“Jadi puncaknya itu fase perubahan cuaca yang paling ekstrem. Setelah Februari akan melandai, dan musim hujan diperkirakan berakhir pada Maret 2026,” imbuhnya.
Menurutnya, pemberitahuan dari BMKG harus segera ditindaklanjuti pemerintah daerah karena berkaitan langsung dengan banyak sektor.
Perencanaan teknis maupun anggaran perlu disesuaikan agar tidak berbenturan dengan kondisi alam.
“Mengapa hal ini perlu disampaikan kepada pemerintah? Karena pemerintah punya banyak perencanaan,” sebutnya.
Ia mencontohkan dua sektor yang paling terdampak, pertanian dan infrastruktur.
BACA JUGA : Operasi Zebra 2025, Pelanggaran Anak di Bawah Umur dan Helm Masih Tinggi di Bantul
BACA JUGA : Pengemudi Mengantuk, Tiga Mobil Tabrakan Beruntuk di Jalan Parangtritis Bantul
Pada bidang pertanian, pola tanam harus dihitung ulang agar tidak bertabrakan dengan risiko banjir atau kegagalan panen.
Sementara itu, pembangunan fisik turut terpengaruh jadwalnya.
“Di bidang pertanian, misalnya, kapan waktu tanam. Di bidang infrastruktur, kapan harus mulai membangun,” pungkasnya.
Dengan prediksi cuaca ekstrem tersebut, Halim menilai keputusan pelelangan dan pelaksanaan proyek di awal tahun perlu dipertimbangkan kembali.
“Dengan kondisi cuaca seperti ini, keputusan pelelangan dan pelaksanaan pembangunan di bulan Januari tentu jadi pertimbangan,” sebutnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: