Baru 8 Tahun, El Sudah Jadi Penari Termuda yang Tampil di Srimanganti—Bikin Publik Takjub
El, penari cilik berbakat, saat menerima penghargaan atas dedikasinya pada seni tradisi Jawa--Foto: Kristiani Tandi Rani/diswayjogja.id
BACA JUGA : Ubud Wisata Dunia, Ini Destinasi Ikonik di Kota Terbaik Global yang Kaya Budaya dan Alam
BACA JUGA : Menyelami Tradisi Sleman, Dari Simbol Budaya hingga Magnet Wisata yang Tersembunyi
“Bagi El, klasik itu lebih keren, dan dia ingin terus melestarikan serta menjaganya,” imbuhnya.
Segala kegiatan positif yang dijalaninya mendapat dukungan penuh dari kedua orang tua dan keluarga besar.
Orang tuanya menilai seni dan budaya memberikan banyak manfaat, mulai dari belajar sopan santun, interaksi sosial, hingga nilai-nilai hidup positif yang saat ini banyak anak muda sulit peroleh.
“El sangat beruntung karena bisa berkenalan dan belajar dari para maestro seni dan budaya. Dari mereka, El mendapatkan ilmu yang sangat berharga,” sebutnya.
Perjalanannya dalam menekuni hobi ini tentu tidak selalu mudah.
Ada suka dan duka yang dialaminya dan keluarga, mulai dari latihan yang melelahkan hingga jadwal yang padat. Namun, keluarga menjalani semuanya dengan tulus dan mengalir, fokus pada manfaat dan pengalaman yang diperoleh El.
BACA JUGA : Seribu Penari Gerakkan Lereng Merapi, Festival Budaya Hargobinangun Banjir Ribuan Pengunjung
BACA JUGA : Renovasi Hotel Cagar Budaya di Malioboro Masuk Tahap Akhir, Sri Sultan Ingatkan Kualitas Detail
“Kami hanya ingin men-support segala hobi positif anak-anak. Semoga ketika dewasa, kenangan dan pengalaman yang diperoleh El menjadi cerita indah yang bisa dia ingat sepanjang hidupnya,” tambahnya.
Orang tuanya hanya membimbing anak-anaknya dalam proses belajar, menanamkan komitmen, menghargai orang lain dan waktu.
Antusiasmenya dalam belajar dan berproses justru memberi semangat lebih bagi orang tua untuk mendampinginya.
“Melihat semangat El belajar dan berlatih, kami semakin berkomitmen mendampinginya. Dukanya hanya ketika mendengar komentar negatif dari orang yang tidak memahami seni atau iri,” lanjutnya.
Ia sempat menghadapi prasangka dari beberapa teman sekolah yang tidak memahami seni tari klasik, bahkan menganggap menari klasik sebagai hal banci atau seperti anak perempuan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: