Dee Lestari Bongkar Rahasia Warna Hijau dan Makna Keselarasan di Balik Buku Selaras

Dee Lestari Bongkar Rahasia Warna Hijau dan Makna Keselarasan di Balik Buku Selaras

Dee Lestari saat menemui penggemarnya di agenda Temu Selaras, ia menjelaskan filosofi dan proses kreatif di balik desainnya.--Foto: Kristiani Tandi Rani/diswayjogja.id

YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Suasana Temu Selaras di Gramedia Sudirman, Yogyakarta, Minggu (30/11/2025), menjadi ruang berbagi proses kreatif di balik lahirnya buku terbaru Dee Lestari, Selaras. 

Dalam kesempatan tersebut, penulis yang dikenal melalui karya-karya seperti Supernova dan Rapijali itu memaparkan perjalanan kreatif hingga keputusan desain sampul buku yang kini banyak menjadi sorotan pembaca.

Di hadapan pembaca yang memadati ruangan, Dee mengungkap bahwa proses terbitnya Selaras melibatkan dua penerbit, yakni Pear Press dan Penerbit Kompas. 

Keputusan ini, menurutnya, merupakan bentuk kolaborasi yang ingin memberi ruang lebih luas bagi buku ini menjangkau pembaca.

“Selaras ini diterbitkan oleh dua penerbit, Pear Press dan Penerbit Kompas. Untuk desain buku, waktu itu memang saya serahkan kepada teman-teman dari Perpres,” katanya.

Sampul buku Selaras yang didominasi warna hijau disebut bukan keputusan estetika belaka.

BACA JUGA : Dee Lestari Ungkap Tantangan Menulis Novel: Dimensi Ini Aja Belum Kelar, Gimana Dimensi Lain?

BACA JUGA : Dee Lestari Ungkap Rahasia: Dulu Bikin Mars SD, Sekarang Puitis Gara-gara Sapardi

Ia mengatakan bahwa salah satu co-publisher, David Irianto, terlibat dalam penentuan konsep visual tersebut. 

Beberapa alternatif desain sempat diajukan dan dipertimbangkan sebelum akhirnya warna hijau dipilih.

“Dari beberapa pilihan desain saat itu, ini adalah yang paling saya suka. Warna hijau di covernya itu tidak sembarangan,” ucapnya sambil tersenyum, memegang buku yang menjadi pusat perhatian.

Pemilihan warna itu disebut menjadi representasi makna isi buku. 

Meski tidak menjelaskan secara gamblang, ia memberi isyarat bahwa warna hijau mengandung kedalaman pesan.

“Hijau itu identik dengan harmoni, pertumbuhan, dan pembaruan. Itu sangat dekat dengan napas buku ini,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: