Manuskrip Fiqh al-Zakat Diteliti Ulang, UNU Jogja dan BAZNAS Hidupkan Warisan Ulama Nusantara

Manuskrip Fiqh al-Zakat Diteliti Ulang, UNU Jogja dan BAZNAS Hidupkan Warisan Ulama Nusantara

Penelitian ulang manuskrip Fiqh al-Zakat karya Syaikh Nawawi Majene resmi dimulai melalui kolaborasi UNU Jogja dan BAZNAS RI, di The Hall UNU Jogja, Sabtu (22/11/2025), sebagai upaya menghidupkan kembali warisan keilmuan ulama .--dok. UNU Jogja

“Penelitian dan penerjemahan ini supaya kita semua bisa memahami kandungan mulia kitab ini. Ke depan, alangkah lebih baik juga diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris,” tambahnya.

Ketua BAZNAS RI Noor Ahmad menyampaikan apresiasi dan rasa bangga terhadap UNU Jogja yang dinilai memiliki kapasitas akademik kuat, khususnya dalam bidang STEM yang kini menjadi fokus pengembangan kampus. Dia bahkan menambah kuota Beasiswa Cendekia BAZNAS RI bagi mahasiswa UNU Jogja dari 100 menjadi 150 orang.

BACA JUGA : Kolaborasi dengan Peneliti Jepang, Dosen UNU Jogja Kembangkan Komposit Lunak-Keras

BACA JUGA : Baznas Kota Yogyakarta Salurkan Rp4,05 Miliar, Pendistribusian Lewat Produktif dan Konsumtif

Menurut Noor Ahmad, Syaikh Nawawi telah menulis lebih dari 2.000 judul terkait zakat, dan pemikiran tersebut sangat penting dalam mengelola potensi zakat nasional. 

“Potensi zakat sebesar Rp327 triliun dan potensi sedekah umat Islam mencapai Rp1.257 triliun. Kalau semua umat Islam membayar zakat, seluruh umat akan terbantu,” terangnya. 

Karena itu, BAZNAS berkomitmen mendukung penuh penelitian dan diseminasi pemikiran Syaikh Nawawi.

Seminar ini turut menghadirkan tokoh nasional dan pakar, yaitu Ketua PBNU KH Ulil Abshar Abdalla, filolog Islam Prof. Oman Fathurrahman, Pimpinan BAZNAS RI Saidah Sakwan, serta Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag Waryono. 

BACA JUGA : Ganjar Pranowo Minta Mahasiswa Kawal Demokrasi, Kritiklah dengan Data Bukan Makian

BACA JUGA : Mahasiswa Program Sleman Pintar Kini Wajib Magang 1,5 Tahun, Dorong Lulusan Langsung Siap Kerja

Gus Ulil menilai karya tersebut unik karena mengulas satu isu fikih secara mendalam, bukan dalam format babak lengkap sebagaimana lazimnya. 

“Keunggulannya adalah kedalamannya. Ini luar biasa,” ujarnya.

Acara juga dihadiri Ketua Kemenag Kanwil DIY Ahmad Bahiej, Rektor UNU Jogja 2017–2022 Prof. Purwo Santoso, Ketua Dewan Etik Prof. Mukti Arto, serta Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof. Noorhaidi Hasan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: