Program MBG Dievaluasi, BGN Temukan Masalah Sanitasi di Dapur Sleman

Program MBG Dievaluasi, BGN Temukan Masalah Sanitasi di Dapur Sleman

Deputi Pemantauan dan Pengawasan BGN, Mayjen TNI (Purn) Dadang Hendra Yudha, di Kompleks Pemkab Sleman, Rabu (5/11/2025), menyebut sejumlah dapur dihentikan sementara hingga hasil laboratorium keluar dan melakukan evaluasi total terhadap dapur MBG.--Foto: Anam AK/diswayjogja.id

“Relawan ini nantinya dilatih agar tahu cara mengolah bahan makanan yang benar, mencuci, menyimpan, sampai menyajikan dengan aman. Tujuannya agar anak-anak menerima makanan yang bergizi, higienis, dan seimbang,” jelas Dadang.

Dia menambahkan, saat ini pemerintah belum membangun dapur secara langsung. Dapur yang beroperasi merupakan hasil kemitraan antara masyarakat dan BGN, dengan nilai investasi bervariasi antara Rp800 juta hingga Rp2 miliar per dapur.

BACA JUGA : DPRD Kota Yogyakarta Soroti Manajemen Dapur Program MBG Pasca Kasus Keracunan di SMAN 1 Yogyakarta

BACA JUGA : Kasus MBG di SMAN 1 Yogyakarta, Sri Sultan Ingatkan Bahaya Produksi Makanan Massal Tanpa Fasilitas Memadai

Dadang menegaskan bahwa insentif Rp2.000 per porsi tetap diberikan kepada pengelola aktif, namun dihentikan sementara untuk dapur yang tengah dievaluasi. 

“Kalau ada penghentian, otomatis insentif tidak jalan dulu. Tapi kami pastikan evaluasi cepat supaya kegiatan segera pulih,” imbuhnya. 

Program MBG sendiri diarahkan untuk anak PAUD hingga SMA, dengan anggaran bahan baku Rp8.000 untuk PAUD–SD kelas 3, dan Rp10.000 untuk SD kelas 4 hingga SMA per anak per porsi.

Dadang berharap evaluasi ini bisa memperkuat sinergi antara Satgas Percepatan, Kemenko Pangan, dan Kementerian Dalam Negeri agar distribusi makanan bergizi bagi anak-anak dapat berjalan aman dan lancar.

“Intinya, kami berkoordinasi supaya kegiatan makan bergizi gratis ini bisa segera berjalan dengan baik, cepat, dan aman,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: