Dinas Pertanian Sleman Optimistis Serapan Pupuk Subsidi Capai 100 Persen Awal November

Dinas Pertanian Sleman Optimistis Serapan Pupuk Subsidi Capai 100 Persen Awal November

Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Sleman, Heru Saptono, memberikan keterangan terkait target serapan pupuk subsidi jelang musim tanam pertama di Sleman, Selasa (14/10/2025).--Foto: Kristiani Tandi Rani/diswayjogja.id

SLEMAN, diswayjogja.id - Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Sleman optimistis penyerapan pupuk bersubsidi akan mencapai 100 persen pada awal musim tanam pertama (MT1) November mendatang. 

Hal ini seiring turunnya hujan dan pergeseran waktu tanam di sejumlah wilayah.

Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Sleman Rofiq Andriyanto, menyampaikan bahwa serapan pupuk subsidi hingga awal Oktober telah mencapai sekitar 60 persen, dan pihaknya menargetkan angka tersebut meningkat seiring masuknya musim penghujan.

“Insya Allah nanti di MT1 sekitar awal November, saat hujan mulai turun, kita bisa serap hingga 100 persen untuk seluruh jenis pupuk,” katanya di Sleman, Selasa (14/10/2025).

Ia menjelaskan bahwa peningkatan serapan juga dipengaruhi oleh perubahan komoditas yang ditanam petani. 

Meski padi masih menjadi tanaman dominan penerima pupuk bersubsidi, beberapa wilayah mulai beralih menanam komoditas hortikultura seperti cabai dan talas.

BACA JUGA : 5 Ton Pupuk untuk Lahan Pasir, Strategi Bantul Ubah Pasir Jadi Lumbung Pangan

BACA JUGA : Puluhan Tanah Sultan Ground di Yogyakarta Diproses Sertifikasi, Pengadaan Tanah Terkendala Anggaran

“Teman-teman di lapangan mungkin bisa lihat, pupuk subsidi mayoritas untuk padi, tapi di beberapa tempat sudah mulai ditanam komoditas lain seperti talas, cabai, dan sebagainya. Jadi secara alokasi, pupuk untuk padi memang paling dominan,” ucapnya.

Dinas Pertanian juga menyiapkan langkah antisipasi jika serapan pupuk tidak terserap seluruhnya di satu wilayah. 

Skema realokasi antar kapanewon diterapkan agar distribusi pupuk sesuai dengan kebutuhan aktual di lapangan.

"Kalau seandainya pupuk tidak terserap seluruhnya, kita masih bisa melakukan realokasi antar kapanewon. Untuk padi, misalnya, lebih banyak di wilayah timur dan utara, karena sisi barat sudah selesai masa tanam. Kita geser sesuai kebutuhan di lapangan,” tuturnya.

Ia menyampaikan bahwa pihaknya telah melaporkan perkembangan ini kepada Bupati Sleman. Ia memastikan distribusi pupuk berjalan lancar sesuai kuota dan kebutuhan di lapangan.

“Ada yang melaporkan serapan pupuk di bawah 50 persen, tapi sudah kami sampaikan ke Bapak Bupati bahwa realisasinya kini sudah meningkat,” ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: