167 Petani Bantul Ubah Pasir Jadi Lumbung Bawang Merah

167 Petani Bantul Ubah Pasir Jadi Lumbung Bawang Merah

Ketua Kelompok Tani Manunggal, Subadi, saat menerima bantuan pupuk NPK di Bantul. Ia menyebut pasar lelang mampu melipatgandakan harga bawang merah.--Foto: Kristiani Tandi Rani/diswayjogja.id

BACA JUGA : Petani Muda Indonesia Akan Tampil di Fiji 2026, Bawa Praktik Baik ke Asia Pasifik

BACA JUGA : Festival Bawang Merah; Kolaborasi KPwBI Tegal-Pemkab Brebes Genjot Petani Milenial Anti Gaptek dan Pasar QRIS

Ia merinci, terdapat sekitar 45 hektare lahan pasir yang diproyeksikan untuk bawang merah. Sementara itu, lahan sawah yang juga mereka kelola mencapai 60 hektare.

“Lahan pasir yang kami kelola terdiri dari dua kawasan, yaitu lahan pasir atas dan lahan pasir bawah. Luasnya sekitar 45 hektare untuk bawang merah, sedangkan lahan sawah sekitar 60 hektare,” ungkapnya.

Selain bertani, Kelompok Tani Manunggal juga memiliki tradisi rutin berupa pasar lelang. 

Pasar ini menjadi sarana penting bagi para anggota untuk menjual hasil pertanian secara kolektif, sehingga memberi kepastian harga sekaligus memperkuat posisi tawar petani.

Baginya, perhatian pemerintah daerah lewat bantuan pupuk ini bukan hanya sekadar dukungan material, melainkan juga bentuk pengakuan terhadap kerja keras petani pesisir. 

Ia percaya bahwa dengan pendampingan berkelanjutan, lahan pasir Bantul dapat berkembang menjadi kawasan pertanian yang produktif dan berdaya saing.

“Kelompok Tani Manunggal telah aktif selama 15 tahun dan rutin mengadakan pasar lelang,” pungkasnya.

Pasar Lelang Jadi Penentu Harga 

Pasar lelang yang digagas kelompok tani di Bantul terus memberi dampak nyata bagi kesejahteraan petani. Melalui mekanisme ini, harga jual hasil panen bisa ditentukan secara lebih wajar sekaligus memberi posisi tawar lebih baik bagi petani.

“Pasar lelang ini bermanfaat untuk menentukan harga jual yang wajar,” ucapnya. 

Ia mencontohkan, dua kelompok tani di Kabupaten Bantul yang sebelumnya mengadakan pasar lelang mengalami peningkatan harga jual bawang merah secara signifikan.

“Misalnya, di wilayah Kabupaten Bantul, dua kelompok tani yang baru mengadakan pasar lelang sebelumnya mendapat harga Rp22.000 per kilogram, dan sekarang meningkat menjadi Rp43.000 per kilogram,” imbuhnya.

Menurutnya, sistem lelang ini membuat petani tidak lagi sepenuhnya bergantung pada tengkulak. 

Petani bisa menjual hasil panennya secara kolektif, dengan harga yang lebih transparan. Hal ini bukan hanya memberi keuntungan ekonomi, tetapi juga rasa keadilan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: