Peringati Maulid Nabi Muhammad, Keraton Yogyakarta Gelar Rangkaian Hajad Dalem Sekaten

Peringati Maulid Nabi Muhammad, Keraton Yogyakarta Gelar Rangkaian Hajad Dalem Sekaten

Raja Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengku Buwono X, berjalan di halaman Masjid Gedhe menuju ke sisi selatan untuk melakukan prosesi jejak banon atau jejak benteng (menjejak tumpukan bata yang melekat pada benteng), pada Kamis (4/9/2025) --Dok. Pemda DIY

"Upacara Sekaten telah dilaksanakan sejak zaman Demak, kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa, sebagai salah satu sarana dakwah untuk menyebarkan agama Islam. Proses Islamisasi ini juga tidak bisa dilepaskan dari usaha Wali Sanga dengan menggunakan sarana budaya dalam menjalankan dakwahnya," jelasnya dalam keterangan Taklimat Media Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, Jumat (5/9/2025). 

Seperangkat Gamelan Sekati yang saat ini dimiliki oleh Kasultanan Yogyakarta merupakan warisan dari Kerajaan Mataram, yaitu Kiai Gunturmadu dan Kiai Guntursari. 

BACA JUGA : Rangkaian Prosesi Tradisi Sekaten Jogja, Jadi Upaya Pelestarian Budaya dan Daya Tarik Wisatawan

BACA JUGA :  Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Hamong Nagari, Tampilkan Atribut Busana Abdi Dalem

Saat Perjanjian Giyanti pada tahun 1755 yang membagi kerajaan Mataram, keduanya dibagi antara Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. 

Kiai Gunturmadu diserahkan kepada Kasultanan Yogyakarta, sedangkan Kiai Guntursari  diserahkan  pada  Kasunanan  Surakarta. Untuk mengembalikan gamelan pada

"Dengan adanya latar belakang sejarah tersebut, maka tiap kali Sekaten berlangsung, gamelan KK Gunturmadu yang usianya lebih tua, selalu diletakkan di Pagongan Kidul, di sebelah kanan Sultan saat beliau duduk di Masjid Gedhe. Sementara KK Nagawilaga yang dianggap lebih muda, diletakkan di Pagongan Lor," tuturnya. 

Pada malam Garebeg Mulud, Kamis (04/09/2025), selepas prosesi penyebaran udhik-udhik dan pembacaan riwayat Nabi Muhammad SAW di hadapan Ngarsa Dalem, Gamelan Sekati dikembalikan ke dalam keraton melalui prosesi yang disebut dengan Kondur Gangsa. 

BACA JUGA : Awali Pembuatan Gunungan Grebeg Besar, Keraton Yogyakarta Gelar Prosesi Numplak Wajik

BACA JUGA : Tradisi Nyadhong Masa Sri Sultan HB VII Warnai Grebeg Besar 2025

Adapun sebelum Kondur Gangsa, Ngarsa Dalem terlebih dulu meninggalkan Masjid Gedhe. 

"Khusus pada Tahun Dal ini, Ngarsa Dalem akan Jengkar atau meninggalkan Masjid Gedhe dengan prosesi jejak banon atau jejak benteng (menjejak tumpukan bata yang melekat pada benteng) di sisi selatan Masjid Gedhe," imbuhnya.  

Hal ini untuk melambangkan dan mengenang usaha Pangeran Mangkubumi saat menyelamatkan diri dari musuh selepas salat Jumat di Masjid Gedhe.

Adapun sesampainya di keraton, Gamelan Sekati disemayamkan ke tempat semula, yaitu Kagungan Dalem Bangsal Trajumas. 

Dengan dikembalikannya Gamelan Sekati ke keraton, maka upacara Sekaten telah selesai dan akan dilanjutkan dengan prosesi Garebeg Mulud. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: