GBPH Prabukusumo: Jogja Akan Hilang Tanpa Kebudayaan

GBPH Prabukusumo: Jogja Akan Hilang Tanpa Kebudayaan

Pentas seni, GBPH Prabukusumo menghadiri penutupan Sleman Culture Fest 2025 di Lapangan Denggung Sleman, menegaskan pentingnya menjaga dan mengembangkan budaya Jogja.--Foto: Kristiani Tandi Rani/diswayjogja.id

SLEMAN, diswayjogja.id - Kebudayaan Yogyakarta perlu terus dijaga dan dikembangkan di tengah derasnya arus modernisasi. 

Hal itu ditegaskan tokoh budaya Yogyakarta, Gusti Bendoro Pangeran Hario (GBPH) Prabukusumo, saat menghadiri penutupan Sleman Culture Fest 2025 di Lapangan Denggung, Sleman, Sabtu (23/8/2025) malam.

Acara tersebut berlangsung semarak dengan menampilkan beragam kolaborasi seni dan budaya. 

Di antaranya, Sleman Joget Mataram, JFC & Kolaborasi Budaya - Nias Evoluxion, Meiran – Menjadi Seribu Angin, Harmony Talk, hingga pesta kembang api bertajuk “Heiwa Hanabi: The Peace Fireworks” hasil kerja sama Sakuranesia dan Heiwa Matsuri.

BACA JUGA : Closing Ceremony IDME 2025 Sleman, Kolaborasi Militer dan Budaya Tutup Meriah Pesta Kemerdekaan

BACA JUGA : Pembangunan Taman Budaya Sleman Terganjal, Ishadi Zayid: Lahan Sudah Ada tapi Danais Belum Jelas

Dalam kesempatan itu, Ia menekankan pentingnya memberi perhatian lebih pada kebudayaan lokal agar tidak tergerus zaman. 

“Kebudayaan Jogja harus terus diperhatikan dan dikembangkan,” ujarnya.

Menurutnya, mengabaikan kebudayaan justru bisa membuat identitas suatu daerah terkikis. 

“Kita tidak bisa mengabaikan begitu saja,” katanya.

Ia menambahkan, banyak peristiwa membuktikan bahwa kebudayaan selalu menjadi penyangga penting dalam kehidupan masyarakat. 

“Dari banyak kejadian yang ada, kebudayaan tetap perlu dijaga dan dilestarikan,” tuturnya.

Harapannya, Sleman Culture Fest tidak hanya menjadi ruang hiburan, tetapi juga wahana untuk memperkuat akar tradisi sekaligus membuka ruang kolaborasi dengan budaya lain. 

“Itu yang saya harapkan,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: